ilustrasi belajar Al-Qur'an (pexels.com/RODNAE Productions)
Allah SWT menjelaskan sikap tasamuh secara tersirat melalui salah satu ayat Al-Qur'an yang berbunyi,
Yaa ai-yuhaannaasu innaa khalaqnaakum min dzakarin wa-untsa waja’alnaakum syu’uuban waqabaa-ila lita’aarafuu inna akramakum ‘indallahi atqaakum innallaha ‘aliimun khabiirun.
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti." (QS. Al-Hujurat: 13)
Dilansir Bekalislam, laman resmi milik Ustadz Firanda Andirja, beliau menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan keanekaragaman lainnya bukan untuk saling merendahkan atau mengejek, tetapi untuk saling mengenal dan menghargai perbedaan itu sendiri.
Tidak hanya di Al-Qur'an, sikap tasamuh juga pernah disebutkan oleh Rasulullah SAW melalui hadis riwayat Imam Ahmad yang berbunyi,
"Ibnu Abbas menuturkan bahwa Rasulullah saw. ditanya, agama mana yang paling dicintai Allah? Nabi menjawab, al-hanfiyyat al-samhah" (semangat kebenaran yang toleran) (HR. Imam Ahmad)