ilustrasi kemerdekaan Indonesia (pexels.com/Irgi Nur Fadil)
Dilansir dari buku Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya Bagi Pergerakan Nasional, peristiwa Sumpah Pemuda tercetus salah satunya lewat semangat kebangsaan yang mulai tumbuh di kalangan organisasi-organisasi pemuda daerah. Salah satu langkah awalnya diinisiasi oleh Mohammad Tabrani, seorang wartawan muda dari harian Hindia Baroe. Ia menginisiasi Konferensi Organisasi Pemuda Nasional pertama pada 15 November 1925 di Gedung Lux Orientis, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Pelajar Minahasa, Sekar Roekoen, serta beberapa tokoh muda lainnya.
Dari konferensi tersebut, muncul kesepakatan untuk mengadakan Kerapatan Besar Pemuda, yang kemudian dikenal sebagai Kongres Pemuda I. Acara ini berlangsung pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Jakarta, dan menjadi wadah awal penyatuan semangat antar organisasi pemuda dari berbagai daerah.
Pada 28 Oktober 1928, dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Batavia (kini Jakarta) dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan dari seluruh nusantara, seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Celebes, dan lainnya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi disatukan oleh semangat nasionalisme dan tekad untuk mempersatukan bangsa.
Ikrar sumpah pemuda menjadi tonggak sejarah lahirnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda menandai kesadaran baru di kalangan generasi muda bahwa perjuangan kemerdekaan harus dilakukan secara bersama-sama, tanpa melihat perbedaan suku, agama, atau daerah. Semangat yang lahir dari peristiwa ini kemudian menjadi dasar penting bagi perjuangan menuju Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dan terus dihayati hingga kini sebagai simbol persatuan bangsa.