Ilustrasi Paus Fransiskus (instagram.com/franciscus)
Selama menduduki sebagai pemimpin gereja dan umat Katolik dunia, Paus Fransiskus telah menerbitkan tiga ensiklik, yakni Lumen Fidei (2013), Laudato Si (2015), dan Fratelli Tutti (2020). Setiap ensiklik berisi tentang tantangan-tantangan global, seperti peran iman dalam kehidupan manusia, krisis lingkungan, dan persaudaraan universal. Mengutip laman Vatican, berikut ulasannya.
Lumen Fidei
Lumen Fidei atau “Terang Iman” membahas tentang iman. Ensiklik ini terdiri dari 60 artikel yang dibagi menjadi 4 bab yang membahas tentang “Percaya dan mengasihi”, “Percaya dan memahami”, “Percaya dan menyebarkan”, dan “Tuhan mempersiapkan sebuah kota untuk semua”.
Iman adalah terang, ia menerangi apa yang dijalani, realitas. Siapa pun yang percaya, akan melihat. Yesus adalah terang yang menerangi sejarah dalam kegelapan, termasuk kematian. Namun, iman juga dikaitkan dengan kegelapan, dengan rasa takut akan pencarian kebenaran. Hanya akal yang digunakan sebagai terang untuk menemukan realitas.
Iman membuka kita terhadap masa depan dan terhadap Sang Pencipta, untuk menempatkan kita sesuai kehendak-Nya dan maksud-Nya. Iman memungkinkan kita untuk dapat memahami peran kita dan tugas Tuhan bagi manusia. Iman membuka cakrawala kita kembali dan memanggil kita untuk bersekutu, juga dengan makhluk hidup lain dan dunia.
Laudato Si
Laudato Si atau “Terpujilah Engkau" berisi tentang orang miskin dan alam menderita oleh satu masalah dengan penyebab yang sama. Ensiklik ini menunjukkan keprihatinan Paus Fransiskus terhadap masalah lingkungan dan krisis ekologi yang sedang dihadapi dunia sekarang. Paus menulis “Laudato Si” sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Paus menekankan, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan merupakan akibat dari pola konsumsi yang tidak berkelanjutan dan ketidakadilan sosial. Ensiklik Laudato Si terdiri dari enam bab dengan judul "Apa yang terjadi pada rumah kita bersama", "Injil penciptaan", "Akar krisis ekologi manusia", "Ekologi integral", "Garis pendekatan dan tindakan", dan "Pendidikan dan spiritualitas ekologi".
Fratelli Tutti
Fratelli Tutti berarti "Semua Saudara". Ensiklik ini merupakan refleksi Paus persaudaraan dan persahabatan sosial yang diperlukan, dalam visi dunia yang telah mengglobal, tanpa mengecualikan siapa pun. Tidak hanya mencintai alam, tetapi juga mencintai sesama pria dan perempuan.
Hak, tugas, dan martabat setara bagi setiap manusia. Mencapainya memberi kita proyek bersama untuk kemanusiaan. Cinta membuka batasan, mengatasi ketakutan, dan perbedaan. Cinta juga terwujud dalam kebijakan yang baik untuk kebaikan bersama.
Budaya baru yang didasarkan pada dialog terbuka dengan semua orang, yang juga melibatkan pengampunan dan rekonsiliasi, adalah tugas semua agama dan komitmen setiap umat Katolik. Ensiklik Fratelli Tutti ditulis saat pandemik Covid-19, yang memperlihatkan ketidaksetaraan global dan pentingnya solidaritas antarbangsa dan antarmanusia.
Paus mengajak seluruh umat manusia, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan, untuk membangun dunia yang lebih damai dan adil melalui dialog, kerja sama, dan pengertian satu sama lain. Dalam ensiklik terdiri dari delapan bab yang berjudul, "Awan gelap di atas dunia yang tertutup", "Orang asing di jalan", "Membayangkan dan membangun dunia yang terbuka", "Hati yang terbuka terhadap seluruh dunia", "Politik yang lebih baik", "Dialog dan persahabatan dalam masyarakat", "Jalan pertemuan yang diperbarui", dan "Agama-agama yang melayani persaudaraan di dunia kita".
Itulah tadi tiga ensiklik Paus Fransiskus. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus dijadwalkan untuk bertemu tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal Jakarta. Lalu juga akan memimpin misa kudus di GBK dan Stadion Madya untuk menutup rangkaian kunjungannya ke Indonesia.