Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sedang bertamu (Pexels.com/RDNE Stkok project)
Ilustrasi sedang bertamu (Pexels.com/RDNE Stkok project)

Intinya sih...

  • Komunikasi yang bermakna penting dalam hubungan keluarga, jangan hanya sebatas basa-basi atau informasi random.
  • Hindari kebiasaan membandingkan antar anggota keluarga agar tidak menimbulkan rasa kesal dan kecewa yang bisa merenggangkan hubungan.
  • Waktu berkualitas bersama keluarga sangat penting untuk menjaga kedekatan emosional, bukan hanya sekadar bertemu tapi tanpa interaksi yang dalam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hubungan keluarga sering kali dianggap otomatis kuat cuma karena ada ikatan darah. Padahal, nyatanya gak sesimpel itu. Banyak orang yang tinggal serumah, tapi jarang ngobrol. Banyak juga yang satu keluarga, tapi rasanya asing kayak orang lain. Jadi sebenarnya, jarak secara fisik itu bukan faktor utama yang bikin hubungan keluarga jadi renggang. Ada hal-hal lain yang jauh lebih berpengaruh.

Apalagi di zaman sekarang, semua orang sibuk sama urusannya masing-masing. Kadang komunikasi makin jarang, interaksi makin canggung, dan akhirnya kehilangan koneksi satu sama lain. Nah, biar kita bisa lebih peka dan gak asal menyalahkan jarak, berikut ini beberapa alasan kenapa hubungan keluarga bisa renggang tanpa kita sadari.

1. Kurang komunikasi yang bermakna

Ilustrasi anak bersedih (Pexels.com/Kindel Media)

Komunikasi bukan cuma soal tanya kabar atau ngobrol basa-basi. Yang dibutuhkan dalam hubungan keluarga itu komunikasi yang bermakna, yang saling mendengarkan, jujur, dan gak dihakimi. Tapi sayangnya, hal ini justru yang sering kurang. Kita terlalu sibuk dengan urusan sendiri, akhirnya komunikasi jadi sekadarnya aja.

Misalnya cuma ngobrol soal belanjaan, pekerjaan rumah, atau info-info random. Gak pernah ngobrol soal perasaan, pikiran, atau apa yang lagi dihadapi. Lama-lama, masing-masing jadi merasa sendiri dalam satu rumah. Ini yang bikin hubungan keluarga bisa menjauh, bahkan gak ada konflik besar yang terjadi. Komunikasi yang tulus itu penting banget buat menjaga keakraban dan saling pengertian di dalam keluarga.

2. Terlalu sering membandingkan anggota keluarga

Ilustrasi mengkritik anak (Pexels.com/Julia M Cameron)

Salah satu racun dalam hubungan keluarga adalah kebiasaan membandingkan. Entah itu orang tua yang ngebandingin anak-anaknya, atau antar saudara yang saling iri karena merasa diperlakukan beda. Misalnya, “Lihat tuh kakakmu bisa begini, kamu kenapa gak bisa?” atau “Dulu mama waktu seumur kamu udah begini, kamu kok masih gini-gini aja?”

Kalimat-kalimat seperti itu kelihatannya biasa aja, tapi dampaknya bisa dalam banget. Bisa bikin sakit hati, minder, atau bahkan memutuskan untuk jaga jarak demi kesehatan mental. Ngebandingin itu sama aja kayak bilang satu orang lebih berharga dari yang lain. Kalau terus-terusan terjadi, hubungan bisa renggang karena rasa kesal dan kecewa yang numpuk. Jadi mulai sekarang, yuk belajar untuk lebih menghargai keunikan tiap anggota keluarga tanpa perlu dibanding-bandingkan.

3. Gak saling menghargai perbedaan cara pikir dan pilihan hidup

Ilustrasi badmood (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Setiap anggota keluarga punya kepribadian, cara pandang, dan jalan hidup masing-masing. Tapi kadang, perbedaan itu malah jadi sumber konflik atau jarak. Ada yang milih karier tertentu, gaya hidup yang beda, atau bahkan pandangan politik yang gak sama. Sayangnya, alih-alih saling menghargai, justru banyak yang malah nge-judge.

Perbedaan bukan berarti harus bertengkar atau saling menghindar. Tapi kalau gak ada ruang untuk saling memahami dan menghargai, hubungan bisa terasa gak nyaman. Akhirnya orang memilih diam atau menjauh karena capek terus disalahkan atau dikritik. Padahal dalam keluarga, idealnya kita bisa jadi tempat pulang tanpa takut dihakimi. Bukan berarti harus selalu setuju, tapi setidaknya bisa saling menghormati pilihan masing-masing.

4. Tidak adanya kesempatan untuk quality time

Ilustrasi memasak bersama (Pexels.com/cottonbro studio)

Waktu bareng itu penting banget buat menjaga kedekatan emosional. Tapi kadang, karena kesibukan atau rutinitas yang monoton, waktu bareng jadi minim. Ketemu sih tiap hari, tapi cuma sekadar lewat. Makan bareng pun sambil main HP, nonton TV masing-masing, dan gak ada interaksi yang dalam. Akhirnya hubungan jadi datar, gak hangat, bahkan kayak hidup berdampingan tapi gak saling tahu.

Waktu berkualitas bukan soal durasi, tapi soal perhatian yang diberikan. Bisa jadi cuma ngobrol 10 menit sebelum tidur, atau nonton bareng satu episode drama favorit, yang penting ada momen untuk benar-benar hadir. Tanpa itu, hubungan bisa terasa hambar dan makin jauh. Jadi kalau merasa hubungan keluarga mulai renggang, coba deh luangin waktu buat benar-benar hadir bersama, meskipun cuma sebentar.

Hubungan keluarga itu gak otomatis hangat cuma karena kita terlahir dari darah yang sama. Butuh usaha, komunikasi, dan saling menghargai supaya kedekatan itu tetap terjaga. Kalau sekarang hubunganmu sama keluarga terasa renggang, coba deh refleksi, mungkin bukan karena jarak fisik, tapi karena hal-hal kecil yang selama ini diabaikan. Yuk mulai pelan-pelan dibenahi, karena keluarga adalah tempat pertama kita belajar tentang kasih sayang dan penerimaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team