Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ibu mendengarkan anak berbicara (pexels.com/Yan Krukau)

Ketika seorang anak mulai berbohong, orangtua tentunya merasa bingung dan cemas. Dalam situasi seperti ini, penting bagi orangtua untuk tidak langsung menyalahkan anak, melainkan merefleksikan bagaimana pola asuh yang diterapkan. Karena tanpa disadari, beberapa sikap orangtua dapat mendorong anak untuk berbohong.

Berbohong sering kali menjadi mekanisme pertahanan diri bagi anak. Mereka melakukannya untuk menghindari hukuman, memenuhi ekspektasi, atau mencari penerimaan.

Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa terbawa hingga dewasa dan memengaruhi perilaku mereka. Maka, memahami penyebab di balik kebohongan anak menjadi langkah awal untuk mencegahnya.

Artikel ini akan membahas sikap orangtua yang tanpa disadari dapat membuat anak menjadi pembohong. Dengan menyadari dan memperbaiki pola asuh, orangtua dapat membantu anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang jujur.

1. Memberi contoh berbohong

ilustrasi ayah berbicara dengan anak (pexels.com/August de Richelieu)

Anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar, terutama dari orangtua. Jika orangtua sering berbohong, baik dalam hal kecil maupun besar, anak akan menganggap bahwa berbohong adalah hal yang normal.

Misalnya, ketika ada tamu yang datang dan orangtua berkata, "Bilang Ayah sedang tidak di rumah," anak akan menangkap pesan bahwa berbohong bisa digunakan untuk menghindari situasi tertentu. Atau ketika orangtua menjanjikan sesuatu namun tidak menepatinya, anak belajar bahwa kata-kata tidak selalu harus sesuai dengan kenyataan.

Jika ingin anak jujur, mulailah dengan menunjukkan sikap yang sama. Akui kesalahan jika memang salah, dan usahakan untuk selalu konsisten antara perkataan dan tindakan.

2. Bersikap terlalu keras atau otoriter

Editorial Team

Tonton lebih seru di