Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi anak yang berempati (pexels.com/RODNAE Productions)

Empati merupakan nilai kepedulian yang penting untuk ditanamkan sejak dini pada anak. Mengajari anak untuk berbagi, menyayangi, dan berkemanusiaan akan membentuk anak menjadi pribadi yang berhati lembut.

Salah satu cara yang efektif untuk melatih empati anak adalah dengan menstimulasi mirror neuron dalam otaknya. Dilansir dari Britannica, Nathalie Sebaz seorang profesor bidang ilmu kognisi menjelaskan,

"Mirror neuron merupakan salah satu sel motorik-sensor dalam otak yang aktif saat seseorang melihat atau mengamati secara langsung prilaku seseorang, lantas melakukan hal yang sama. Ini erat kaitannya dengan kebiasaan sosial seperti perilaku meniru dan berempati," katanya.

Dalam masa kanak-kanak dimana otak masih berkembang, menstimulasi mirror neuron untuk mengajarkan hal-hal baik akan lebih mudah. Bahkan akan tertanam dengan baik hingga masa dewasanya nanti.

Lantas bagaimana menstimulasi mirror neuron untuk menanamkan empati pada anak? Berikut penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber. Simak baik-baik, ya!

1. Orangtua perlu memberi contoh

Ilustrasi memberi contoh empati pada anak (pexels.com/Vlada Karpovich)

Anak adalah peniru ulung, begitu kira-kira yang sering disebutkan para ahli dalam berbagai seminar parenting. Terlebih karena orangtua merupakan lingkungan pertama bagi anaknya, mereka akan mengamati dan menjadi bunglon bagi prilaku orantua.

"Tiru-meniru ini sebetulnya sudah dilakukan anak sejak dalam kandungan. Detak jantung dan fungsi tubuh mereka mengikuti ritme ibunya, dan itu berlanjut hingga mereka lahir dan bertumbuh," ujar Carol Kinsey Goman seorang kontributor, dilansir Forbes.

Karenanya, orangtua perlu memperlihatkan contoh dalam berempati. Contoh tidak melulu melalui interaksi dengan orang lain, tapi juga saat berinteraksi dengan anak. Tunjukkan empati saat mereka sedih, beri semangat saat mereka gagal, dan sebagainya.

2. Beri lingkungan yang baik pada anak

Ilustrasi lingkungan sekolah yang baik (pexels.com/Thirdman)

Setelah tumbuh semakin besar, anak tentu akan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pastikan Ayah-Bunda memikirkan kondisi lingkungan dan memilihkan yang terbaik untuk buah hati, ya!

Lingkungan yang hangat, teman-teman yang riang, dan tetangga yang saling peduli akan menjadi stimulan yang baik bagi anak. Dilansir Nature Review Neuroscience, Mirella Depretto seorang neuropsikiater menjelaskan demikian.

"Atau bisa juga dengan memilihkan sekolah yang baik untuk anak, itu akan membantu banyak," sambung Mirella.

3. Beri tontonan yang mencontohkan empati

Ilustrasi memberi contoh empati melalui tontonan (pexel.com/Monstera)

Seluruh pancaindra buah hati bisa menjadi penghantar dari stimulan ke otak. Ayah-Bunda bisa memanfaatkan penglihatan dan pendengaran anak semaksimal mungkin dengan sesekali mengajak anak menonton.

Tentu tontonan harus disesuaikan dengan usia anak. Jangan juga terlalu sering dilakukan. Menstimulasi melalui tontonan sifatnya hanya tambahan. Orangtua juga perlu mendampingi anak saat menonton, jangan tinggalkan anak menonton sendirian, ya!

4. Ajak anak mengimajinasikan emosi orang lain

Ilustrasi anak berebut mainan (pexels.com/Victoria Akvarel)

Saat anak mulai berinteraksi dengan orang lain seperti teman atau saudara, mereka mungkin sesekali melakukan kesalahan, bertengkarn, dan berebut sesuatu. Ini bisa Ayah-Bunda manfaatkan untuk kembali memberi stimulasi pada mirror neuron-nya.

Buat mereka membayangkan perasaan teman atau saudaranya saat terjadi pertengkaran. Misalnya saat mereka berebut mainan, pancing empati anak dengan berkata lembut,

"Adik pasti akan sedih, kan, kalau tidak diberi kesempatan main? Temanmu juga pasti sedih. Gantian ya, mainnya?" atau "Bunda lihat tadi kakak 'kan sudah main, sekarang gantian, ya? Adik juga pasti ingin coba main seperti kakak".

5. Beri contoh melalui hewan

Ilustrasi memberi contoh empati melalui hewan (pexels.com/Matheus Bertelli)

Anak-anak cenderung punya keterterikan pada hewan. Hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan adalah memperliatkan contoh empati dari hewan-hewan yang ada di sekitar.

"Anakku suka sekali main ke rumah nenek-kakeknya karena sering diceritakan bagaimana domba-domba yang mereka pelihara saling menjaga satu sama lain, kini ia tumbuh jadi anak yang aktif dan penuh kepedulian. Aku rasa ia meniru domba yang diceritakan nenek dan kakeknya," kata Carol.

Ayah-Bunda bisa memperlihatkan cara semut bergotong-royong, atau bagaimana anjing bersahabat dengan pemiliknya. Ayah-Bunda juga bisa mencoba memelihara binatang dan mengajari empati serta tanggung jawab melalui cara ini.

Nah, itu adalah lima cara yang bisa Ayah-Bunda coba untuk melatih empati dengan stimulasi mirror neuron. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team