Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi anak yang murung (pexels.com/Pixabay)

Kehilangan orang yang kita cinta memang akan menyakitkan. Sebagai orang dewasa, mungkin rasa duka yang kita alami masih bisa dikontrol. Berbeda dengan anak-anak, yang masih sulit memproses emosinya sendiri. Terlebih jika mereka belum memahami secara jelas apa itu kehilangan atau kematian.

Bukan hal yang gak mungkin jika suatu saat mereka mengalami kehilangan. Mereka tentunya akan mengalami kesedihan yang mendalam. Oleh karena itu, peran orangtua akan sangat dibutuhkan di kondisi ini. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak dalam menghadapi fase grief atau duka karena kehilangan.

1. Menjelaskan tentang kematian dan kehilangan

Ilustrasi orangtua yang sedang menjelaskan kepada anaknya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Beberapa orangtua biasanya akan menggunakan kata lain untuk mendeskripsikan kematian. Melansir Child Mind Institute, Rachel Ehmke, seorang penulis dan former managing editor, menyarankan, jangan pernah menggunakan eufemisme, misalnya ketika neneknya meninggal, kamu memberi tahu anak bahwa, ‘Nenek sedang pergi tidur.’ Hal tersebut ternyata hanya akan membuat anak takut saat akan pergi tidur.

Rachel Ehmke menambahkan, kamu bisa mengatakan dan menjelaskan yang sejujurnya. Katakan juga bahwa orang yang sudah meninggal bukan hanya tidur, tapi mereka memang gak akan pernah kembali lagi. Pastikan untuk tetap menggunakan kata-kata yang lembut dan mudah dimengerti.

2.Jawab segala pertanyaan anak dengan jujur

Ilustrasi orangtua yang sedang mengobrol dengan anaknya (pexels.com/ Pavel Danilyuk)

Saat sudah mengetahui konsep kematian dan kehilangan, mungkin anak akan memproses emosinya terlebih dahulu. Bukan hal yang gak mungkin jika kemudian anak akan melontarkan berbagai pertanyaan terkait kematian dan kehilangan.

"Anak-anak memahami bahwa kematian itu buruk, dan mereka sebenarnya gak menyukai perpisahan," ujar Gail Saltz, seorang psikiater, dilansir Child Mind Institute.

Mungkin anak sudah tahu bahwa kehilangan orang terdekat bukanlah hal yang menyenangkan. Namun, mereka mungkin masih memiliki banyak pertanyaan. Lakukan yang terbaik untuk menjawab dengan jujur ​​dan jelas.

3. Biarkan mereka mengungkapkan perasaannya

Ilustrasi ibu yang memeluk anaknya (pexels.com/ Ivan Samkov)

Ketika mereka sudah memproses emosinya, mungkin mereka akan menjadi sedih, kesal, atau bahkan menangis. Sebagai orangtua, sebaiknya kamu harus memberikan ruang kepada anak untuk melampiaskan semua emosinya. Karena tentunya kamu juga tahu, kehilangan orang yang disayang memang akan menyakitkan.

Mengutip dari Kids Health, D'Arcy Lyness, psikolog anak berlisensi, menyebutkan bahwa beberapa anak mungkin akan mengalami sulit tidur dan memiliki kekhawatiran setelah berpisah dengan orang terdekatnya. Peran kamu sebagai orangtua akan sangat dibutuhkan, pastikan kamu selalu ada di dekatnya. Jangan pernah batasi emosi anak, karena mereka masih sulit mengontrol emosinya.

4.Pertimbangkan jika ingin mengajak anak ke pemakaman

Ilustrasi anak yang sedang di pemakaman (pexels.com/cottonbro studio)

Sebenarnya, mengajak anak ke pemakaman merupakan keputusan pribadi yang bisa kamu putuskan sendiri. Namun, sebaiknya tetap mempertimbangkan beberapa hal. Kamu bisa menanyakan kepada anak, apakah mereka siap untuk hadir ke pemakaman? Karena tentunya akan banyak duka dan kesedihan di tempat pemakaman.

"Jika kamu memutuskan untuk gak mengajak anak ke pemakaman, maka masih ada cara lain untuk mengucapkan selamat tinggal. Misalnya berbagi cerita, melepaskan balon, menanam pohon, dan sebagainya," saran Gail Saltz.

Karena sebenarnya pemakaman bukanlah tempat yang baik untuk anak. Dikhawatirkan mereka akan tersulut emosinya, karena melihat banyak orang menangis. Oleh sebab itu, kamu bisa mencoba alternatif yang disarankan oleh Gail Saltz.

5.Mencari bantuan ahli

Ilustrasi anak yang berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/cottonbro studio)

Jika anak terus menerus bersedih dalam jangka waktu yang lama, mungkin sudah saatnya kamu memerlukan bantuan ahli. Apabila anak hanya bersedih di minggu-minggu pertama, kamu bisa mencoba menenangkannya terlebih dahulu.

D'Arcy Lyness menyebutkan, kalau kesedihan dan rasa duka terus berlangsung hingga minggu berikutnya, maka segera hubungi psikiater atau psikolog anak. Karena dikhawatirkan ada trauma mendalam yang dialami oleh anak. Jangan sampai kamu membiarkannya, karena bisa berdampak pada kondisi mental mereka.

Itulah beberapa cara membantu anak dalam menghadapi grief atau kehilangan orang tersayang. Kamu mungkin nantinya akan fokus membantu anak dalam menghadapi fase tersebut. Namun, jangan sampai kamu mengabaikan emosimu sendiri, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorZara