Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi keluarga yang bahagia (pexels.com/Arina Krasnikova)

Saat ini, banyak jenis parenting yang bisa diterapkan oleh para orangtua. Salah satunya adalah authoritative parenting atau pola asuh otoritatif. Pola asuh ini sering dikatakan sebagai strategi terbaik untuk membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

"Authoritative parenting didefinisikan sebagai pengasuhan yang responsif kepada anak-anak. Selain itu, ada juga penetapan batas yang tegas (namun aman) dan konsisten," jelas Ciera Schoonover, seorang psikolog klinis berlisensi, dilansir Very Well Family.

Authoritative parenting ini berusaha menyeimbangkan antara kehangatan atau kasih sayang dengan kedisiplinan dalam mendidik anak. Inilah beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk menciptakan pola asuh authoritative.

1. Dengarkan pendapat dan ucapan anak

Ilustrasi ibu yang mendengarkan anaknya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kamu wajib mendengarkan segala pendapat, keluh kesah, atau apa pun yang diucapkan oleh anak. Jadilah pendengar yang baik untuk anak, bahkan ketika mereka menceritakan hal yang sama secara berulang kali.

"Orangtua authoritative akan responsif terhadap anak-anak mereka. Biasanya, orangtua akan mendengarkan segala keluhan atau pertanyaan apapun yang dikeluarkan oleh anak," ujar Brent Metcalf, seorang clinical social worker, dilansir Psych Central.

Saat kamu mendengarkan anak, mereka akan merasa keberadaannya dihargai. Ketika anak sudah mulai tumbuh menjadi remaja atau dewasa, mereka gak akan sungkan untuk menceritakan terkait kehidupannya kepadamu.

2. Memberikan validasi terhadap emosi anak

Ilustrasi ibu yang memeluk anaknya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Anak-anak dengan masalah perilaku biasanya disebabkan karena orangtua yang kurang memberikan validasi atas perasaan mereka. Dikutip dari Very Well Family, Amy Morin, seorang psikoterapis dan clinical social worker, menyebutkan bahwa orangtua authoritative akan mengajari anak mengenali perasaan dan emosi yang sedang mereka rasakan.

Alih-alih memarahi anak atau menyuruhnya jangan menangis, sebaiknya berikanlah rasa empati terkait apa yang mereka rasakan. Biarkan anak memproses emosinya terlebih dahulu. Setelah anak tenang, maka ajarkan mereka untuk mengelola atau mengontrol emosinya.

3. Tetapkan aturan yang jelas dan tegas

Ilustrasi orangtua yang menasihati anaknya (pexels.com/Kampus Production)

Selain memberikan kasih sayang dan kehangatan, orangtua authoritative pun akan memiliki aturan atau harapan tertentu. Hal tersebut dimaksudkan agar anak bisa disiplin dan tahu batasan.

"Orangtua otoritatif memiliki harapan dan aturan tertentu untuk anak-anaknya. Namun, masih menggunakan cara yang baik untuk memberikan aturan tersebut. Sehingga, bisa mendorong anak untuk berperilaku baik," kata Jaclyn Gulotta, konselor kesehatan mental, dilansir Psych Central.

Misalnya, kamu memberikan aturan kepada anak tentang durasi memainkan ponsel atau games. Kamu harus menetapkan aturan tersebut dengan tegas, namun tetap jelas. Beritahu juga alasan mengapa kamu membatasi mereka dalam bermain games. Jika anak tahu alasannya, maka mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik.

4. Berikan peringatan dan konsekuensi

Ilustrasi orangtua yang memperingati anaknya (pexels.com/Monstera)

Orangtua otoritatif harus menjadi pribadi yang tegas dan berwibawa. Jika anak berbuat salah dan melanggar aturan, maka jangan ragu untuk memberikan peringatan atau konsekuensi. Amy Morin menyebutkan, untuk permasalahan yang kecil, maka berikanlah sebuah peringatan terlebih dahulu.

Jika mereka mengulangi kesalahan itu, maka berikan sebuah konsekuensi. Pastikan kamu membuat konsekuensi yang membantu anak belajar atau berpikir. Hindari kekerasan fisik, seperti memukul, mencubit, dan sebagainya.

Misalnya, ketika anak terus menerus bermain games sepanjang hari. Berikanlah konsekuensi dengan menyita ponselnya untuk sementara waktu. Kamu bisa mengembalikan ponsel jika anak sudah menunjukkan sikap yang baik dan gak melanggar aturan.

5. Biarkan anak membuat pilihannya sendiri

Ilustrasi berdiskusi dengan anak (pexels.com/Vanessa Loring)

Dalam pola asuh authoritative, kamu harus membiarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Hal ini bisa membantu anak agar bisa mengambil dan menetapkan sebuah keputusan ketika sudah tumbuh dewasa.

"Orangtua otoritatif mendorong anak-anak untuk mengekspresikan diri dan berkontribusi pada pemecahan masalah, tetapi gak memberikan aturan yang berlebihan," ucap Jeff Nalin, psikolog klinis berlisensi, dilansir Parents.

Kamu juga bisa melibatkan anak untuk berbagai keputusan yang berhubungan dengan mereka. Misalnya dengan menanyakan kepada anak, apakah mereka ingin makan siang dengan telur atau ayam. Dari hal kecil itulah, anak nantinya belajar untuk mengambil keputusan atas hidupnya sendiri.

Itu dia beberapa cara yang bisa kamu lakukan dan terapkan untuk menciptakan pola asuh authoritative. Kuncinya adalah menjadi orangtua yang tegas, namun tetap memberikan kehangatan untuk anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorZara