Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak menggambar (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Anak yang kurang perhatian cenderung memiliki rasa percaya diri rendah dan menghindari hal baru, memengaruhi prestasi akademis dan hubungan sosial.
  • Kurangnya perhatian bisa menyulitkan anak dalam mengelola emosinya, berdampak pada hubungan sosial di masa depan, dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.
  • Anak yang kurang perhatian cenderung menunjukkan perilaku agresif atau menarik diri dari pergaulan, kesulitan membentuk hubungan sehat di masa depan.

Pernahkah kamu berpikir, apa jadinya jika anak-anak tidak mendapat perhatian yang cukup dari orangtua mereka? Mungkin terasa sepele, tapi ternyata kurangnya perhatian bisa memengaruhi banyak aspek dalam perkembangan emosional mereka. Sebagai orangtua atau pengasuh, perhatian penuh terhadap anak bukan hanya soal waktu, tetapi juga soal seberapa besar kualitas perhatian yang diberikan.

Anak-anak yang merasa kurang diperhatikan bisa mengalami berbagai dampak emosional yang bisa berlangsung hingga mereka dewasa. Ketidakhadiran orangtua dalam hidup mereka dapat mengubah cara mereka memandang diri sendiri dan dunia di sekitar mereka. Nah, berikut adalah lima dampak emosional yang bisa dialami anak akibat kurangnya perhatian dari orangtua.

1. Rendahnya rasa percaya diri

ilustrasi anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak-anak yang merasa kurang mendapat perhatian sering kali tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah. Mereka merasa nggak dihargai atau nggak penting, yang akhirnya memengaruhi pandangan mereka terhadap diri sendiri. Ketika seorang anak merasa nggak diperhatikan, mereka bisa merasa tidak berharga, yang tentu berdampak pada bagaimana mereka melihat kemampuan mereka sendiri.

Karena merasa nggak didukung, mereka jadi ragu untuk mencoba hal-hal baru. Rasa percaya diri yang rendah ini juga bisa memengaruhi prestasi akademis dan hubungan sosial mereka. Anak-anak yang kurang percaya diri cenderung menarik diri dari pergaulan, lebih memilih menyendiri ketimbang berinteraksi dengan teman-teman.

2. Kesulitan dalam mengelola emosi

ilustrasi anak (pexels.com/Yan Krukau)

Anak yang tidak mendapat perhatian dari orangtua bisa kesulitan dalam mengelola emosinya. Mereka mungkin nggak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka, yang sering berujung pada ledakan emosi atau malah menarik diri dan menjadi pendiam. Akibatnya, mereka merasa bingung dengan perasaan mereka sendiri dan nggak tahu bagaimana cara menanganinya.

Masalah ini bisa berlanjut ke hubungan sosial mereka di masa depan. Anak yang nggak bisa mengelola emosinya dengan baik bisa kesulitan membentuk hubungan yang sehat dengan teman-temannya. Mereka bisa jadi mudah marah atau justru terlalu tertutup, yang bikin mereka susah berkomunikasi dengan orang lain.

3. Masalah kesehatan mental

ilustrasi anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Kurangnya perhatian dari orangtua juga bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan mental pada anak, seperti depresi dan kecemasan. Anak-anak yang merasa nggak mendapat perhatian cenderung merasa kesepian dan nggak punya tempat untuk berbagi perasaan mereka, yang makin memperburuk keadaan emosional mereka. Ketika anak merasa nggak dipedulikan, mereka bisa merasa terisolasi, dan ini bisa memicu gangguan mental yang lebih serius.

Perhatian orangtua yang penuh bisa membantu anak merasa lebih dihargai dan dicintai. Ini bisa jadi langkah penting untuk mencegah masalah kesehatan mental pada anak-anak, lho.

4. Perilaku agresif atau menarik diri

ilustrasi anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak-anak yang merasa kurang diperhatikan cenderung menunjukkan perilaku agresif atau malah menarik diri dari pergaulan. Mereka bisa jadi marah atau frustrasi karena merasa kebutuhan emosional mereka nggak tercukupi, atau merasa nggak berharga, sehingga memilih untuk menjauh dari lingkungan sosial. Perilaku agresif ini bisa berupa tindakan fisik maupun verbal yang bisa merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.

Sebaliknya, anak yang menarik diri bisa jadi sangat pendiam dan sulit untuk diajak berkomunikasi. Mereka merasa nggak ada yang peduli dengan mereka, sehingga memilih untuk menyendiri. Kedua jenis perilaku ini bisa berpengaruh buruk terhadap perkembangan sosial dan emosional mereka.

5. Kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat

ilustrasi anak (pexels.com/olia danilevich)

Anak-anak yang tumbuh tanpa perhatian yang cukup dari orangtua seringkali kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat di masa depan. Mereka mungkin nggak tahu bagaimana cara membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik, karena nggak mendapatkan contoh yang positif dari orangtua mereka. Akibatnya, mereka merasa nggak yakin dalam menjalin hubungan dan sering merasa cemas atau takut ditolak.

Hal ini bisa berlanjut hingga mereka dewasa, dan berdampak pada hubungan mereka, baik dalam pertemanan maupun percintaan. Mereka jadi sulit untuk membuka diri dan mempercayai orang lain, yang bisa menghambat mereka dalam membangun hubungan yang kuat dan sehat. Orangtua yang memberi contoh positif tentang hubungan yang sehat sangat penting, supaya anak bisa belajar bagaimana membina hubungan dengan orang lain di masa depan.

Nah, itulah lima dampak emosional yang bisa dialami anak akibat kurangnya perhatian dari orangtua. Semoga informasi ini bisa jadi pengingat bagi kita semua untuk selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup pada anak-anak. Ingat, perhatian kecil dari kita bisa berarti besar buat mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team