Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi babysitter sedang memandikan bayi (pexels.com/RDNE Stock project)

Masyarakat Indonesia sebelumnya digemparkan oleh berita menyayat hati tentang seorang selebgram ternama yang anaknya menjadi korban penganiayaan oleh pengasuhnya sendiri. Kasus ini tak hanya menyoroti sisi kelam dari pengasuhan anak, tetapi juga membuka luka mendalam yang sering tak terlihat yaitu babysitter blues.

Babysitter Blues sendiri adalah istilah yang menggambarkan tekanan dan tantangan emosional yang sering dihadapi oleh babysitter. Meskipun tampak menyenangkan bermain dengan anak-anak, pekerjaan ini memiliki sisi yang bisa menimbulkan stres dan kelelahan.

1. Tuntutan emosional yang tinggi

ilustrasi babysitter tengah mengawasi anak-anak sedang bermain di rumah (pexels.com/Alex Green)

Menjadi seorang babysitter berarti harus selalu siap sedia secara emosional. Menghadapi anak-anak yang rewel, tantrum, atau bahkan konflik antar saudara bukanlah hal yang mudah. Babysitter harus memiliki kesabaran ekstra dan kemampuan untuk tetap tenang dalam situasi yang menegangkan.

Hal ini menjadikkan dukungan emosional dari keluarga dan teman sangat penting. Mendapatkan pelatihan dalam manajemen stres dan teknik pengasuhan anak juga bisa membantu babysitter dalam menghadapi situasi yang sulit.

2. Jam kerja yang tidak menentu

Editorial Team

Tonton lebih seru di