Salah satu hal yang ditakuti banyak perempuan setelah menikah adalah jika cinta suami semakin pudar dari waktu ke waktu. Memang, kehidupan setelah pernikahan bisa memengaruhi pandangan seseorang terhadap pasangannya. Ini bisa menambah rasa cinta, tapi juga memudarkan rasa cinta pada pasangannya.
Tentunya, kamu tidak ingin hal ini terjadi pada pernikahanmu. Untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut, di bawah ini akan dijelaskan apa saja yang membuat cinta suami luntur.
Komunikasi sangat berpengaruh dalam semua aspek kehidupan, termasuk hubunganmu dengan pasangan. Bagaimana cara kamu berkomunikasi akan menentukan seberapa kuat suatu ikatan. Di bawah ini adalah beberapa komunikasi negatif yang mungkin akan membunuh cinta suami kepadamu.
Agar cinta tumbuh subur, suami dan istri harus tetap otonom, sepenuhnya individual di luar hubungan dan pernikahan. Jika kamu menuntut suami untuk terus menghabiskan seluruh waktunya denganmu karena kamu percaya bahwa itu adalah ekspresi betapa dia mencintaimu, ini adalah tanda bahwa kamu masih belum bisa bersikap dewasa.
Jika kamu ingin selalu lengket dengan suami, tidak percaya diri, cemburu, dan posesif, kamu akan membuat suami merasa tidak nyaman. Alih-alih membuat ia percaya bahwa kamu sangat mencintainya, ini justru akan membuat cintanya pudar perlahan-lahan.
Tidak peduli apa yang suami lakukan, kamu tidak pernah menunjukkan rasa gembira atau mengucapkan terima kasih. Suami membantu kamu mengerjakan pekerjaan rumah, membawakan makanan favoritmu saat pulang dari kantor, hingga memberikan kejutan-kejutan, tapi kamu tidak menunjukkan apresiasi atas usahanya.
Kalau begini, bisa-bisa suami beranggapan bahwa kamu menganggap remeh apa pun usaha yang ia lakukan. Jika dibiarkan terus, bisa jadi ia akan malas melakukan hal-hal baik dan tidak mempedulikan kamu lagi di lain waktu.
Sebelum menikah, kamu selalu bersemangat untuk apa pun. Kamu senang berada di dekatnya, melakukan hal-hal yang dia minati, dan selalu tampil menarik. Kamu juga menunjukkan sifat-sifat positif, seperti sabar, humoris, dan perhatian. Intinya, kamu seolah menunjukkan bahwa kamu adalah paket lengkap untuknya!
Setelah menikah, kamu berubah menjadi orang yang membosankan, pemarah, tidak memerhatikan penampilan, hanya menghabiskan waktu untuk bermain smartphone, dan tidak bersemangat mengobrol dengan suami. Pastinya suami akan kecewa dan membuat cintanya luntur.
Setelah memiliki anak, banyak perempuan yang merasa harus memfokuskan seluruh waktu dan tenaganya untuk menjadi ibu yang baik. Namun, mereka lupa bahwa menjadi istri yang baik adalah hal utama untuk mempertahankan rumah tangga.
Banyak perempuan fokus pada anak-anak dan berpikir bahwa suami cukup dewasa untuk selalu mengalah dan mengerti keadaanmu. Akibatnya, banyak istri yang mengabaikan semua kebutuhan suami. Jika seperti ini, jangan heran bila suami menjadi putus cinta karena merasa diabaikan dan tidak dianggap penting.
Sekarang kamu tahu apa saja yang membuat cinta suami pudar. Jadi, untuk membuat cinta suami tetap awet dan rumah tangga selalu harmonis, pastikan kamu menghindari semua hal ini. Untuk para suami, ingatlah bahwa mempertahankan rumah tangga yang harmonis butuh usaha berdua, jadi jangan putus asa dalam membimbing istri agar menjadi lebih baik bersama-sama denganmu.