IDN Times/Muhammad Rahmat Arief
Hampir di setiap negara memiliki sebutan yang berbeda-beda tentang gendongan, misalnya saja di Afrika yang mempertahankan gendongan yang terbuat dari kain yakni kanga atau katinge. Cuaca dingin yang ekstrim juga membuat orangtua sadar akan perlindungan pada si kecil.
Gendongan di Meksiko terbuat bahan rebozo sedangkan Inggris lebih menyukai gendongan tebal yang mampu memberikan kehangatan pada bayi. Di Indonesia, gendongan lebih dikenal sebagai jarik atau selendang panjang. Sedangkan beberapa negara di Asia lainnya seperti Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Laos menyebutnya dengan Mei Tai. Biasanya Mei Tai terbuat dari kain wol agar bayi bisa merasa hangat.
Di Indonesia sendiri, perjalanan gendongan terbilang panjang namun tak pasti siapa yang lebih dulu menggunakannya. Masyarakat Kalimantan tepatnya di suku Dayak Kenyah, memiliki gendongan dengan bentuk kepala manusia namun terdapat taring layaknya harimau.
Di Bali, gendongan lebih dikenal dengan bentuk kain panjang yang ringan dan tipis, mengingat suhu di Bali dekat pantai sehingga sangat cocok digunakan untuk wilayah dengan daerah tropis. Sebenarnya ada kemiripan antara gendongan Indonesia dengan Taiwan, yang membedakan hanya cara menggendongnya saja. Setelah itu, inovasi gendongan terus mengikuti perkembangan zaman yang terus berkembang.