Tidak ada rumah tangga yang bebas dari masalah. Tapi tak semua persoalan mesti diikuti dengan pertengkaran apalagi di depan anak. Bagi suami istri yang sedang kesal, perkataan-perkataan bernada tinggi terlontar begitu saja tanpa benar-benar dipikirkan.
Terpenting bagi kalian adalah semua unek-unek keluar seraya memberikan sedikit tekanan pada pasangan. Namun, tekanan yang lebih hebat justru dirasakan oleh anak yang menjadi saksi atas pertengkaran kalian. Sekecil apa pun dia, jangan menganggapnya sama sekali gak peduli atau tak mengerti situasi kedua orangtuanya. Batita saja dapat merasa tidak nyaman dengan cekcok orangtua.
Ia menangis kencang mendengar suara keras kalian. Ini tanda bahwa ketakutan mudah sekali dirasakan siapa pun dengan atau tanpa anak sudah memahami apa yang terjadi. Pada anak yang sedikit lebih besar, ketakutannya makin beralasan dan tidak terlupakan sehingga menjadi pengalaman traumatis baginya. Ini yang anak rasakan dan harus menjadi perhatianmu bersama pasangan.