Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keluarga sedang piknik di alam bebas
ilustrasi keluarga sedang piknik di alam bebas (freepik.com/freepic.diller)

Intinya sih...

  • Fokus pada kebebasan bermain di alam terbuka, membantu perkembangan motorik, kreativitas, dan kecerdasan sosial anak.

  • Tidak menekankan prestasi akademis dini, mendorong rasa ingin tahu dan semangat belajar yang alami.

  • Pola asuh setara dan tidak otoriter, membentuk anak-anak yang berani berpikir kritis dan memiliki rasa percaya diri tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Negara-negara Nordik seperti Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark dikenal sebagai wilayah dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Selain sistem pendidikannya yang luar biasa, gaya parenting di negara-negara ini juga banyak dipuji karena dinilai mampu menumbuhkan anak-anak yang cerdas, bahagia, dan mandiri.

Berbeda dengan pola asuh yang kerap menuntut prestasi akademis sejak dini, parenting ala Nordik lebih menekankan keseimbangan emosi, kebebasan berekspresi, serta pembelajaran yang menyenangkan. Pendekatan ini bukan hanya membuat anak cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas secara emosional dan sosial. Penasaran? Berikut ini lima kiat parenting negara nordik yang bikin anak lebih cerdas. Disimak, ya!

1. Fokus pada kebebasan bermain di alam terbuka

ilustrasi keluarga bahagia (freepik.com/jcomp)

Salah satu ciri khas parenting di negara Nordik adalah membiarkan anak bermain di luar ruangan sebanyak mungkin, bahkan saat cuaca dingin sekalipun. Bagi mereka, alam adalah ruang belajar terbaik yang membantu perkembangan motorik, kreativitas, dan kecerdasan sosial anak.

Daripada terus-menerus duduk di dalam kelas, anak-anak di negara Nordik terbiasa belajar lewat eksplorasi, interaksi dengan alam, dan permainan bebas. Hal ini mendorong rasa ingin tahu yang tinggi dan kemampuan berpikir mandiri sejak dini. Mereka percaya, anak-anak yang aktif secara fisik dan emosional akan tumbuh lebih cerdas dan sehat.

2. Tidak terlalu dini menekankan prestasi akademis

ilustrasi keluarga (freepik.com/freepik)

Berbeda dengan budaya lain yang sering memaksakan les atau belajar baca-tulis sejak usia balita, negara Nordik baru mulai pendidikan formal pada usia sekitar 6–7 tahun. Mereka percaya masa kecil adalah masa bermain dan belajar tentang kehidupan, bukan mengejar nilai.

Orang tua dan guru di sana lebih mendorong rasa ingin tahu dan semangat belajar yang alami, bukan sekadar pencapaian angka. Dengan begitu, anak-anak tumbuh dengan motivasi internal untuk belajar, bukan karena tekanan dari luar. Hasilnya, mereka lebih percaya diri, kreatif, dan punya pendekatan belajar yang sehat.

3. Pola asuh setara dan tidak otoriter

ilustrasi anak kecil menutup telinga (freepik.com/artursafronovvvv)

Dalam parenting ala Nordik, hubungan orang tua dan anak lebih bersifat setara dan penuh rasa hormat. Anak-anak diajak berdiskusi, diberi ruang menyampaikan pendapat, bahkan dilibatkan dalam pengambilan keputusan sederhana dalam keluarga.

Gaya komunikasi yang terbuka ini membentuk anak-anak yang berani berpikir kritis, memiliki rasa percaya diri tinggi, serta tanggap terhadap perbedaan. Tanpa tekanan dari otoritas berlebihan, mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri, tangguh, dan mampu mengambil keputusan sendiri sejak dini.

4. Menyeimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan

ilustrasi parenting (freepik.com/freepik)

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan parenting di negara Nordik adalah dukungan sistemik terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga. Orang tua di sana mendapat cuti melahirkan dan cuti ayah yang panjang, serta jam kerja yang lebih fleksibel.

Dengan begitu, mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas bersama anak. Tidak hanya dalam bentuk pengawasan, tapi juga bermain, berbicara, dan membangun ikatan emosional. Hubungan keluarga yang kuat ini berperan besar dalam membentuk kecerdasan emosional dan stabilitas mental anak, lho.

5. Menanamkan nilai empati dan kerja sama sejak dini

ilustrasi orang tua sedang bermain dengan anaknya (freepik.com/jcomp)

Alih-alih memupuk kompetisi, pendidikan dan parenting di negara Nordik menekankan pentingnya empati, kolaborasi, dan kesetaraan. Anak diajarkan untuk memahami perasaan orang lain, bekerja dalam tim, dan menyelesaikan masalah bersama.

Nilai-nilai ini bukan hanya membentuk anak yang peduli terhadap sesama, tapi juga memperkuat keterampilan sosial dan kepemimpinan mereka. Anak-anak yang tumbuh dengan empati dan kerja sama yang kuat cenderung lebih adaptif, inovatif, dan sukses dalam berbagai aspek kehidupan.

Gaya parenting negara Nordik menunjukkan bahwa mendidik anak tidak harus keras atau penuh tekanan agar mereka tumbuh cerdas. Justru lewat pendekatan yang lembut, menghargai kebebasan, dan mengutamakan kedekatan emosional, anak-anak bisa berkembang lebih optimal baik secara intelektual, sosial, maupun emosional. Masukkan dalam catatan parenting-mu, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team