ilustrasi anak sedang les (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Contoh sikap menakut-nakuti anak ialah berkata bahwa ia akan kesulitan dalam berkuliah bahkan bekerja kalau tak pintar matematika dan pelajaran sains. Padahal, anak tersebut memiliki kemampuan lain di pelajaran bahasa atau olahraga. Semua bidang pekerjaan punya masa depannya sendiri-sendiri.
Menggunakan strategi menakut-nakuti anak agar ia lebih termotivasi untuk mempelajari sesuatu hanya akan membuat mereka cemas. Apabila mereka sudah dalam kondisi cemas, sukar baginya untuk berkonsentrasi pada pelajaran apa pun.
Dengan orangtua bersikap suportif, anak bakal merasa nyaman dalam belajar. Apa pun hasilnya nanti, ia tahu orangtua tidak akan menyalahkannya atau menganggap usahanya kurang. Jadi, jangan lupa buat senantiasa menunjukkan lima sikap suportif di atas, ya!