Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak
ilustrasi anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Intinya sih...

  • Memberikan ruang privasi dan waktu sendiri yang cukup untuk anak INTJ.

  • Ajak diskusi dengan topik yang menantang pemikiran mereka.

  • Hindari memaksakan aturan tanpa penjelasan yang masuk akal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Punya anak dengan kepribadian INTJ memang jadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Bayangkan, di balik sosoknya yang tenang dan pendiam, tersimpan pikiran yang sangat analitis dan visi masa depan yang jelas. Anak dengan tipe kepribadian ini sering disebut sebagai "The Architect" karena kemampuannya merancang strategi dan memecahkan masalah dengan cara yang unik. Menariknya, meski masih kecil, mereka sudah menunjukkan kemandirian berpikir yang luar biasa.

Sayangnya, tidak semua orangtua paham bagaimana mendampingi anak INTJ dengan tepat. Kebanyakan malah menganggap mereka terlalu serius, kurang ekspresif, atau bahkan antisosial. Padahal, di balik sifat introvertnya, anak INTJ punya potensi besar untuk menjadi pemimpin visioner di masa depan. Nah, bila kamu memiliki anak dengan kepribadian INTJ dan ingin mendukung perkembangannya secara optimal, simak beberapa strategi parenting berikut ini, ya!

1. Berikan ruang privasi dan waktu sendiri yang cukup untuk mereka

Ilustrasi anak INTJ (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau ada satu hal yang sangat dibutuhkan anak INTJ, itu adalah ruang pribadi mereka. Hal ini memang terdengar berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang senang bermain ramai-ramai. Tapi percayalah, anak INTJ justru mengisi energi mereka lewat momen-momen menyendiri. Ini bukan berarti mereka gak suka bersosialisasi sama sekali. Hanya saja, mereka butuh waktu untuk merenung, membaca, atau sekadar mengeksplorasi pemikiran mereka sendiri.

Solusinya sederhana saja, kok. Kamu bisa menyediakan sudut khusus di rumah yang jadi tempat favorit mereka. Biarkan mereka punya waktu tenang setiap hari, misalnya satu jam setelah pulang sekolah untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai sendiri. Selama kamu menghargai kebutuhan privasi ini, anak INTJ akan merasa dipahami dan justru lebih terbuka saat memang butuh berbagi cerita.

2. Ajak diskusi dengan topik yang menantang pemikiran mereka

ilustrasi anak dan ibu (pexels.com/Kampus Production)

Tidak dapat dimungkiri bahwa anak INTJ memang punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Pasalnya, mereka gak puas dengan jawaban sederhana seperti "karena memang begitu" atau "sudah dari sananya". Mereka butuh penjelasan logis yang masuk akal, bahkan untuk hal-hal yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain. Menariknya, diskusi mendalam justru jadi cara mereka menunjukkan kedekatan dengan orangtua.

Jika ingin membangun koneksi yang kuat dengan anak INTJ, coba deh ajak mereka berdiskusi tentang topik-topik menarik. Bisa tentang luar angkasa, teknologi masa depan, atau bahkan strategi dalam permainan catur. Kamu gak perlu jadi ahli di bidang tersebut, yang penting tunjukkan antusiasme untuk belajar bersama. Percaya deh, momen diskusi seperti ini akan jadi kenangan berharga bagi mereka.

3. Hindari memaksakan aturan tanpa penjelasan yang masuk akal

ilustrasi anak dan ayah (pexels.com/August de Richelieu)

Ada satu kesalahan yang sering dilakukan orangtua pada anak INTJ, yaitu menerapkan aturan dengan pendekatan "pokoknya harus begitu". Celakanya, cara seperti ini justru membuat mereka makin keras kepala dan sulit diatur. Bukan karena mereka suka melawan, tapi karena otak analitis mereka butuh memahami alasan di balik setiap aturan. Nah, bila kamu memaksakan kehendak tanpa logika yang jelas, biasanya akan terjadi perdebatan panjang yang melelahkan.

Oleh karena itu, selalu berikan penjelasan logis saat membuat aturan. Misalnya, daripada bilang "kamu harus tidur jam 9 malam", coba jelaskan tentang pentingnya tidur cukup untuk kesehatan otak dan pertumbuhan tubuh. Saat mereka memahami manfaatnya, anak INTJ akan lebih kooperatif mengikuti aturan tersebut. Bahkan, mereka bisa jadi yang paling disiplin menjalankannya!

4. Dukung minat spesifik mereka meski terlihat tidak biasa

ilustrasi anak bermain di taman (pexels.com/Anete Lusina)

Anak INTJ punya kecenderungan untuk sangat fokus pada bidang yang mereka minati. Kadang, minat mereka ini terlihat gak biasa untuk anak seusianya. Misalnya, saat teman-temannya suka main bola, anak INTJ kamu mungkin lebih tertarik mempelajari bahasa pemrograman atau membaca ensiklopedia. Ini memang terlihat berbeda, tapi justru di sinilah keunikan mereka!

Daripada memaksakan mereka untuk ikut aktivitas yang "normal", lebih baik dukung minat spesifik mereka. Belikan buku-buku yang relevan, ikutkan kursus online, atau bahkan cari komunitas dengan minat serupa. Ingat, anak INTJ punya potensi menjadi ahli di bidang yang mereka tekuni. Jadi, dukungan kamu di masa kecil bisa jadi investasi besar untuk kesuksesan mereka di masa depan.

5. Ajarkan pentingnya empati dan keterampilan sosial dengan cara praktis

Ilustrasi makan bersama (pexels.com/August de Richelieu)

Memang benar bahwa anak INTJ cenderung lebih fokus pada logika dibanding emosi. Terkadang, mereka terlihat kurang peka terhadap perasaan orang lain atau kesulitan memahami dinamika sosial. Nah, ini bukan berarti mereka gak punya empati sama sekali. Hanya saja, mereka butuh pendekatan berbeda untuk mengembangkan keterampilan sosial ini.

Kamu bisa mengajarkan empati dengan cara yang lebih analitis. Misalnya, jelaskan bahwa memahami perasaan orang lain itu seperti memecahkan puzzle, butuh observasi dan analisis. Ajak mereka mengamati ekspresi wajah dan bahasa tubuh, lalu diskusikan apa yang mungkin dirasakan orang tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, anak INTJ bisa belajar berinteraksi sosial tanpa kehilangan jati diri mereka.

Mendampingi anak INTJ memang butuh pendekatan khusus yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Tapi percayalah, dengan strategi yang tepat, mereka bisa tumbuh menjadi individu yang luar biasa. Tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga mampu memberikan kontribusi besar bagi dunia. Jadi, siap menerapkan strategi-strategi di atas untuk si kecil yang visioner?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team