5 Tips Bijak bagi Para Mertua jika Menantunya Ketahuan Berselingkuh

Hal pertama yang dapat dilihat adalah sikap yang ditunjukkan. Secara umum orangtua yang mengetahui anaknya diselingkuhi tentu akan sangat marah dan terkesan mudah membara emosinya.

Sangat sulit untuk menunjukkan ekspresi tenang jika sudah dalam situasi yang seperti itu. Namun, orangtua yang bijak akan mencoba menahan diri agar tak sampai menjadi bumerang atas dirinya sendiri.

Jika ingin bersikap egois, tentu rasanya sangat memuaskan bila amarah yang mendominasi sehingga bisa main hakim sendiri terhadap menantu. Namun, nyatanya hal seperti itu tidak sama sekali mengubah apa pun.

Mengikuti keegoisan semata juga akan membuat mertua terlihat sebagai sosok yang tidak bijaksana. Itulah mengapa sebaiknya kontrol emosi atas diri sendiri menjadi penting adanya.

Ada banyak alasan mengapa menantu melakukan tindakan perselingkuhan. Namun, apa pun alasannya, jelas saja perselingkuhan tidak akan perah dibenarkan sama sekali.

Meski demikian, para mertua harus tetap mencoba untuk mendengarkan alasan tersebut. Bisa saja justru menantu dalam situasi yang diancam atau terdapat kesalahpahaman yang membuat hal tersebut bisa terjadi.

Jika perselingkuhan itu memang benar adanya, lakukan mediasi antara anak dengan menantu. Orangtua dapat menjadi penengah atas hal tersebut atau juga dengan mengundang penengah yang dapat bersikap netral.

Cobalah untuk memberikan nasehat secara baik terhadap keduanya dalam menghadapi permasalahan yang demikian. Hal tersebut diharapkan menjadi cara terbaik dan bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Tentu saja biasanya ada tindakan penting yang dilakukan setelah perselingkuhan terjadi. Bisa saja dengan memaafkan atau berakhir dengan keputusan putus hingga bercerai.

Orangtua memiliki posisi untuk senantiasa mendukung apa yang menjadi pilihan anak setelah proses perundingan dan pertimbangan. Hal itu dapat dilakukan setelah sebelumnya melakukan mediasi dan telah diberikan nasihat terhadap keduanya.

Berada dalam situasi seperti ini tentunya sangat tidak diinginkan oleh semua orangtua. Mengharapkan kebahagiaan atas anaknya tentu menjadi hal utama yang dilakukan para orangtua. Jelas bersikap bijaksana, ya!