Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menasihati (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi menasihati (pexels.com/cottonbro)

Memasuki usia remaja, anak biasanya akan memiliki idola. Misalnya, dari kalangan artis, atlet, dan public figure lainnya. Melarang remaja untuk punya idola rasanya tidak mungkin. Di masa ini, ia mulai mengembangkan gambaran yang ideal tentang lawan jenis, pekerjaan, dan kehidupan.

Hanya saja karena ia belum dewasa, dia bisa keliru dalam memilih idola. Bahkan asal meniru semua tindakan, gaya bicara, dan penampilan idolanya yang kurang baik. Sebagai orang dewasa yang peduli padanya, ini lima tips mendampingi remaja memilih idolanya.

1. Ingatkan ia agar tidak mengidolakan seseorang cuma karena ketenarannya, tapi lihat dulu penyebabnya

ilustrasi tiga remaja (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Tidak semua orang yang terkenal itu baik. Ada orang yang justru dikenal luas di masyarakat karena perilakunya yang buruk, menyimpang, bahkan tersangkut masalah hukum. Jadi, dia harus selektif dalam memilih idola sebab siapa idolanya bisa memengaruhi cara berpikir bahkan kehidupannya.

Ketika kita bertanya siapa idolanya dan dia menyebut sebuah nama, tanyakan lagi apa yang membuat orang tersebut pantas diidolakan. Luruskan cara pandangnya apabila perilaku idolanya ternyata kurang baik atau berbahaya. Jawaban semata-mata lantaran seseorang tampak keren juga gak bisa diterima.

Remaja harus mampu menjelaskan keren seperti apa yang dimaksudnya. Sebab terkadang, keberanian seseorang menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma pun terlihat keren di mata remaja yang sedang mengalami krisis identitas. 

2. Idola harus punya prestasi yang bikin remaja termotivasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di