Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dua anak berbaju putih sedang bersih-bersih (Pexels.com/ Mikhail Nilov)
ilustrasi dua anak berbaju putih sedang bersih-bersih (Pexels.com/ Mikhail Nilov)

Melibatkan anak untuk membantu pekerjaan rumah sangat boleh dilakukan. Kadang kala ada orangtua yang melarang anaknya membantu karena alasan merepotkan, atau berpikir membuat pekerjaan semakin lama. Tidak harus seperti itu, boleh-boleh saja kamu melibatkan anak asal tidak menuntut untuk melakukanya dengan sempurna.

Ketika anak yang sejak dini sudah terlatih untuk mandiri, hingga dewasa pun kebiasaan ini akan tetap terbawa. Simak beberapa tips melibatkan anak dalam melakukan pekerjaan rumah berikut ya.

1. Berikan anak keteladanan untuk menikmati pekerjaan rumah

ilustrasi anak dan orangtua bercakap-cakap (Pexels.com/ Gustavo Fring)

Meskipun melibatkan anak dalam pekerjaan itu baik, namun jangan salah artikan. Bukan berarti orangtua harus santai-santai membiarkan anak yang bekerja sendiri, atau memberikan perintah dengan kalimat yang terkesan memaksa dan kasar. Hal ini sangat tidak benar.

Misalnya mengancam mereka tidak memberikan uang saku, atau sabotase fasilitas bermain, dsb. Hal seperti ini akan membuat anak kesal dan setengah hati menyelesaikan pekerjaan. Beda cerita jika orangtua memberikan keteladan, anak akan lebih paham bahwa pekerjaan seperti bersih-bersih memiliki banyak manfaat utamanya agar rumah menjadi lebih nyaman.

Memberikan keteladanan ini juga akan melatih mereka untuk bisa menikmati apa yang sedang dikerjakan, tak cepat menggerutu dan menganggapnya sebagai beban. Mereka pun akan tahu bahwa ketika gak ikhlas, maka pekerjaan pun tak akan menjadi berkah.

2. Jadikan pekerjaan rumah sebagai kegiatan asyik dan tidak membosankan

ilustrasi ibu dan anak sedang asyik beraktivitas di dapur Pexels.com/ Any Lane)

Biasanya anak-anak kurang suka terlibat dalam pekerjaan rumah karena terkesan kurang asyik dan melelahkan. Apalagi jika mereka sudah berkutat dengan gadget dan segala bentuk permainan lainnya, pasti agak sulit diingatkan.

Nah maka dari itu, orangtua harus mencari cara bagaimana agar mereka semangat dalam menjalankan pekerjaan. Coba deh ajak anak bernyanyi atau menari saat menyapu, mengepel, atau mencuci piring, dijamin mereka akan lebih semangat dan tidak bosan.

3. Ajari mereka juga cara melakukannya dengan benar, jangan hanya diperintah

ilustrasi seorang ibu mengajari anaknya merajut (Pexels.com/Alex Green)

Kalau kamu suka memberikan perintah kepada anak namun tanpa memberikan contoh, bisa jadi kurang maksimal atau malah sia-sia. Anak biasanya akan mudah meniru kebiasaan orangtuanya. Jika kamu gak memberikan contoh yang baik, bagaimana mereka bisa belajar?

Kamu perlu membimbing mereka ketika melakukan suatu pekerjaan. Misalnya ketika hendak mencuci piring, ajarkan cara menyabun dan membilas piring dengan baik, bagaimana cara memegang piringnya agar tidak jatuh, dsb.

4. Siapkan alat bantu yang nyaman

ilustrasi seorang anak mencuci di wastafel (Pexels.com/ Gustavo Fring)

Siapkan juga alat bantu misalnya sapu, alat pel, atau kemoceng yang nyaman digunakan. Jika anak masih balita, berikan sapu atau pel dengan ukuran sedang jangan terlalu besar, jangan sampai nanti mereka kerepotan membawa lalu kelelahan. Begitu juga dengan tempat mencuci piring, buatkan sendiri tempat cuci piring untuk anak yang tidak terlalu tinggi agar tidak berisiko.

5. Jangan lupa apresiasi setiap kerja keras yang telah mereka lakukan

ilustrasi keluarga bahagia bercengkerama bersama (Pexels.com/ Daisy Anderson)

Anak-anak akan senang apabila usahanya dihargai oleh orangtuanya. Maka dari itu, layangkan apresiasi atau feedback secara langsung ketika mereka telah menyelesaikan suatu pekerjaan. Kata-kata seperti “kerja bagus, besok kamu pasti bisa lebih semangat” tentu bisa membuat motivasi mereka bertambah.

Meskipun begitu orang tua perlu berhati-hati memilih kata pujian. Berikan pujian sewajarnya jangan terlalu sering. Pujian berlebihan bisa membuat mereka hanya fokus pada hasil bukan usaha yang telah dilakukan.

Bagaimana, apakah kamu sudah menerapkan tips di atas? Pastikan untuk menyesuaikan usia dan kemampuan anak ketika hendak melibatkan dalam pekerjaan. Bukan hanya orangtua, kamu yang masih single juga perlu belajar parenting agar suatu saat paham cara mendidik anak dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team