Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Apa itu growth mindset? Growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat berkembang melalui usaha dan pembelajaran yang terus-menerus. Orang yang memiliki growth mindset tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan dan kesulitan, tetapi justru melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan diri.

Sebaliknya, fixed mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang adalah bawaan dan tidak dapat berubah. Orang yang memiliki fixed mindset cenderung menghindari tantangan dan kesulitan karena takut gagal atau merasa tidak mampu.

Mengapa penting untuk membentuk growth mindset pada anak? Karena growth mindset dapat membantu anak-anak untuk memiliki semangat belajar yang tinggi, kemampuan beradaptasi yang baik, dan rasa percaya diri yang kuat.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki growth mindset lebih unggul dalam prestasi akademik, kesehatan mental, dan keterampilan sosial daripada anak-anak yang memiliki fixed mindset. Growth mindset juga dapat membuat anak-anak lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka.

Lalu, bagaimana cara membentuk growth mindset pada anak? Berikut adalah lima cara yang dapat kamu lakukan di rumah atau di sekolah.

1. Bangkitkan rasa ingin tahu

ilustrasi anak kecil (unsplash.com/Sai De Silva)

Anak-anak yang memiliki growth mindset biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang segala hal. Mereka selalu ingin tahu bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Mereka mencari tahu jawabannya dengan cara mereka sendiri.

Rasa ingin tahu ini dapat memicu minat belajar dan kreativitas anak-anak. Untuk itu, kamu perlu membangkitkan rasa ingin tahu anak-anak dengan cara-cara berikut:

  1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan menantang pikiran anak-anak, seperti “Apa yang terjadi jika kamu melakukan ini?” atau “Bagaimana cara membuat itu?”
  2. Berikan pujian atau umpan balik yang positif dan spesifik tentang proses belajar anak-anak, bukan hanya hasilnya. Misalnya, “Kamu sangat hebat mencari informasi tentang topik ini” atau “Kamu sangat kreatif mencoba hal-hal baru.”
  3. Biarkan anak-anak bereksperimen dan mengeksplorasi sesuatu dengan cara mereka sendiri. Jangan terlalu cepat memberikan jawaban atau solusi. Biarkan mereka belajar dari kesalahan dan penemuan mereka sendiri.

2. Ubah kesalahan menjadi pelajaran

Editorial Team

Tonton lebih seru di