Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi adik dan kakak bertengkar (freepik.com/freepic.diller)

Pada dasarnya, perselisihan, persaingan, atau perdebatan merupakan hal yang wajar terjadi dalam hubungan persaudaraan. Meskipun begitu, terdapat sejumlah perbedaan yang dapat mengindikasikan kalau perselisihan, perdebatan, dan persaingan di antara kamu dan saudara kandungmu dapat mengarah pada hubungan persaudaraan yang toxic.

Dikutip Charliehealth, seorang terapis dan pakar dinamika keluarga, Kathleen Douglass, MA, LCPC, menyebut bila perilaku toxic sangat berkaitan dengan kekerasan. Kekerasan yang dimaksud bukan sebatas kekerasan fisik, melainkan kekerasan psikis dan emosional yang dapat menimbulkan kecemasan parah, depresi, bahkan rendahnya harga diri.

Sikap selalu mengontrol dan mengkritik tentang kesuksesan, penampilan atau pilihan orang lain juga termasuk ciri dari orang yang toxic. Menghadapi orang toxic, terutama saudara kandung sendiri bukanlah perkara mudah, apalagi kamu tinggal dan tumbuh besar bersama mereka. Meskipun begitu, perilaku toxic juga tidak boleh diabaikan.

Lalu, bagaimana cara menghadapi saudara kandung yang toxic? Buat yang masih bingung, berikut IDN Times sudah merangkum beberapa cara ampuh untuk menghadapinya.

1.Tetapkan batasan yang jelas

ilustrasi memberi batasan (pexels.com/SHVETS production)

Menetapkan batasan kepada anggota keluarga memang terasa lebih sulit dibandingkan kepada orang lain. Akan tetapi, batasan inilah yang nantinya memiliki peran penting supaya hubungan keluarga tetap berada pada jalur yang sehat.

Jika kamu mendapati dirimu sering diperlakukan semena-mena oleh saudara kandungmu, maka sudah waktunya untuk berani menetapkan batasan yang jelas. Perlu diketahui, menetapkan batasan bukanlah cara untuk mengubah perilakunya, melainkan membantu kamu supaya bisa menyatakan kebutuhan dan perasaanmu secara langsung.

“Dalam situasi toxic, sangat penting bagi seseorang yang merasa dirugikan untuk menetapkan batasan yang sehat guna melindungi diri mereka dari bahaya emosional dan fisik,” ujar Douglass.

“Meskipun ini tidak dapat mengubah perilakunya, tetapi batasan bisa membantu mengingatkanmu untuk melindungi diri dari perilaku buruk mereka. Misalnya, kamu bisa langsung menutup telepon saat saudaramu memaki-maki kamu saat menelepon,” imbuh Sharon Martin, pekerja sosial klinis berlisensi, dikutip WebMD.

2.Latih sikap asertif

Editorial Team

Tonton lebih seru di