Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi anak (pexels.com/Kampus Production)

Intinya sih...

  • Aturan konsisten dalam penggunaan teknologi penting untuk mendisiplinkan anak dan melindungi mereka dari kecanduan, harus dibuat bersama anak.

  • Orang tua harus menjadi contoh positif dalam menggunakan teknologi, gunakan waktu tanpa gadget untuk mengajarkan nilai-nilai keluarga secara langsung.

  • Momen berkualitas tanpa gadget perlu diciptakan untuk memperkuat hubungan emosional dan mengajarkan fokus serta empati secara nyata.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah derasnya arus digitalisasi yang merambah hampir setiap aspek kehidupan, anak-anak kini tumbuh dalam lingkaran yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, mulai dari pembelajaran daring hingga interkasi sosial melalui media digital. Kondisi ini menuntut orang tua untuk tidak hanya paham teknologi, tetapi juga mampu menjadi pendamping yang bijak agar anak tidak terjebak dalam arus informasi yang tak terbendung tanpa arah yang jelas.

Tantangan terbesar bukan sekadar mengawasi penggunaan gawai, tetapi bagaimana tetap menanamkan nilai-nilai keluarga yang esensial seperti kasih sayang, tanggung jawab, sopan santun, dan komunikasi yang hangat di tengah dunia yang serba cepat dan individualistik. Artikel ini akan membahas lima tips sukses yang dapat membantu orang tua mengasuh anak secara seimbang di era digital tanpa kehilangan fondasi nilai keluarga yang menjadi pijakan utama dalam membentuk karakter anak.

1.Tetapkan aturan penggunaan teknologi yang jelas dan konsisten

ilustrasi anak (pexels.com/Anna Shvets)

Aturan mengenai kapan, di mana dan berapa lama anak boleh menggunakan gawai sangat penting agar anak belajar disiplin dan tidak kecanduan. Libatkan anak dalam menyusun kesepakatan ini agar mereka merasa dihargai dan lebih mudah mematuhinya. Misalnya, tidak boleh menggunakan gawai saat makan Bersama atu sebelum menyelesaikan tugas sekolah.

Konsistensi dalam menerapkan atauran menjadi kunci agar anak tidak bingung dan terbiasa dengan batasan yang sehat. Aturan ini bukan untuk membatasi, tetapi untuk melindungi dan membimbing. Inilah pentingnya kejelasan dalam membuat aturan bersama anak.

2. Jadikan dirimu teladan dalam menggunakan teknologi

ilustrasi anak (pexels.com/Kampus Production)

Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Jika orang tua terlalu sering menatap layer saat Bersama anak, maka anak pun akan menirunya. Cobalah untuk menunjukkan bahwa teknologi adalah alat, bukan pusat dari hidup.

Gunakan waktu bersama keluarga tanpa gawai, seperti bermain, memasak, atau bercerita. Dengan menjadi contoh, dirimu mengajarkan nilai kebersamaan, perhatian, dan keseimbangan secara langsung. Maka jadilah teladan yang baik dalam menggunakan teknologi.

3. Ciptakan momen berkualitas tanpa gadget

ilustrasi Ayah (pexels.com/Josh Willink)

Sediakan waktu khusus dalam sehari atau seminggu yang bebas dari layar, dan isi dengan aktivitas yang membangun kebersamaan keluarga. Bisa berupa makan malam bersama, berkebun, membaca buku, atau sekadar berjalan-jalan Santai di sekitar rumah. Momen ini penting untuk memperkuat hubungan emosional dan menanamkan nilai-nilai keluarga secara alami.

 

Anak akan belajar bahwa ada kebahagiaan di luar dunia digital yang tak kalah menyenangkan. Aktivitas seperti ini juga mengajarkan fokus, empati, dan koneksi antarmanusia secara nyata. Usahakan untuk banyak menciptakan momen berkualitas tanpa gadget.

4. Tanamkan nilai melalui diskusi terbuka dan reflektif

ilustrasi Ayah (pexels.com/Josh Willink)

Daripada melarang atau menghakimi secara sepihak, ajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka tonton atau permainan yang mereka mainkan. Tanyakan apa yang mereka sukai, apa yang mereka pelajaro, dan bagaimana perasaan mereka setelah mengaksesnya. Dari sini, dirimu bisa menyisipkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kesopanan, dan rasa hormat.

Dengan pendekatan ini, anak merasa dihargai dan terbiasa berpikir kritis terhadap dunia digital. Orang tua pun akan lebih memahami dunia anak secara nyata, bukan sekadar menebak-nebak. Tanamkan nilai melalui diskusi terbuka dan reflektif.

5. Gunakan teknologi untuk memperkuat nilai keluarga, bukan menggantinya

ilustrasi anak (pexels.com/Ron Lach)

Alih-alih menjauhkan anak dari teknologi, ajarkan cara menggunakan teknologi untuk hal-hal yang memperkaya nilai dan karakter mereka. Gunakan aplikasi edukatif, tonton film keluarga yang bermuatan nilai moral, atau buat proyek bersama seperti vlog bertema keluarga.

Teknologi bisa menjadi alat penguat nilai jika digunakan dengan tujuan yang benar dan dalam pengawasan yang tepat. Kuncinya adalah menjadikan teknologi sebagai sarana, bukan tujuan utama dalam pengasuhan.

 

Di era digital, para orang tua tidak bisa sepenuhnya untuk melarang penggunaan teknologi seperti gedget. Mereka bisa melakukan pengendalian supaya anak-anak tidak kehilangan nilai-nilai keluarga yang lebih penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team