ilustrasi ibu yang menyayangi anak-anaknya (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Meski sudah melakukan berbagai langkah agar tujuan dapat tercapai, tapi tetap saja ada kemungkinan gagal. Tidak apa-apa membiarkan dia sedih beberapa saat, tapi setelah itu kuatkan mentalnya lagi, agar dia tidak kapok menyusun rencananya.
Setelah dia merasa tenang, ajak anak untuk meninjau ulang tujuan yang gagal tersebut. Lihat kembali apakah tujuan yang dibuat itu terlalu ambisius atau tidak jelas. Kemudian minta saran darinya, kira-kira apa yang dapat dilakukannya agar tujuan ini dapat menjadi lebih baik.
Kalau anak merasa tidak semangat, bantu dia memahami bahwa proses yang dijalani pun tetap memberikan hasil positif untuk dirinya. Kamu juga bisa menceritakan jika sewaktu kecil kamu pun pernah merasa frustrasi karena kegagalan, tapi kamu bisa bangkit.
Tambahkan pujian juga padanya. Katakan kamu bangga dengan apa yang selama ini dilakukannya dan tidak menyerah meski tujuannya tertunda.
Memang tidak mudah untuk mengajak anak langsung membuat tujuan dan memahaminya dengan baik. Dengan melatihnya secara terus menerus dan memberikan contoh nyata, anak dapat memahami pentingnya menyusun rencana.
Nantinya, jika sudah sepenuhnya mengerti, anak pun jadi tahu bagaimana caranya mengetahui tujuannya beserta cara mencapainya. Alhasil, mereka jadi lebih mandiri.