Banyak orangtua menganggap bahwa anaknya telah mengerti apa yang harus mereka lakukan dan yang tidak boleh mereka lakukan. Pernah melihat anak-anak berteriak, menangis meraung-raung, dan mengamuk di acara sakral seperti pernikahan, di dalam pesawat ataupun di tempat ibadah? Atau anda pernah mengalaminya sendiri? Pasti tahukan betapa tidak menyenangkan dan memalukannya hal tersebut.
Begitu anda mendiamkannya, tak berapa lama kemudian ia malah mengulanginya lagi. Anda pasti berpikir mengapa ia bersikap seperti ini? Bisa jadi anda salah mendidiknya dari awal. Sebenarnya anak-anak yang sangat kecil masih belum mengetahui tentang sikap sosial yang harus diterapkan di tempat-tempat umum seperti toko, restoran, tempat ibadah, dan yang lainnya.
Ketika anak melanggar norma di tempat umum, fokuslah untuk memberitahunya bagaimana cara bersikap dengan lembut alih-alih memarahinya. Contohnya "Aku diam karena aku di dalam pesawat, dan jika aku butuh sesuatu aku akan memberi tahu ayah/ibu dengan cara berbisik." Dan juga anda dapat memberi contoh apa yang harus dilakukan melalui orang lain "Lihat, anak itu sangat manis karena dia diam sambil memakan cemilannya sembari menunggu waktu tiba di bandara".
Anak-anak terlahir sebagai peniru, jadi kita dapat memberitahukan apa hal-hal yang boleh ia lakukan memalui memberikan pujian pada orang lain. Dan membutuhkan waktu dan pengulangan agar perilaku tersebut menjadi kebiasaan baginya.