ilustrasi anak membantah (pexels.com/Kindel Media)
Memberikan ceramah panjang, tanpa mempertimbangkan situasi dapat membuat anak merasa bosan atau tidak didengarkan. Anak sering kali kehilangan fokus dan tidak menangkap pesan utama yang disampaikan kepada mereka. Akibatnya, mereka cenderung menghindari percakapan terbuka daripada belajar dari situasi tersebut.
Pendekatan ini juga bisa membuat anak merasa defensif, yang justru memperburuk komunikasi. Mereka mungkin merasa dihakimi dan memilih untuk berbohong lagi daripada menghadapi ceramah panjang. Sebaliknya, berbicara dengan singkat, jelas, memperhatikan situasi dan suasana hati anak, serta melibatkan mereka dalam dialog, akan lebih efektif membantu mereka memahami dan mengatasi kebohongan.
Mendidik anak yang suka berbohong memerlukan pendekatan yang bijaksana dan penuh pengertian. Dengan menghindari kesalahan umum seperti mengabaikan akar masalah, kurang terlibat, atau memberikan hukuman yang terlalu keras, orangtua dan pendidik bisa membantu anak belajar jujur dengan lebih efektif. Keterlibatan yang penuh empati dan komunikasi yang baik adalah kunci membangun kepercayaan dan mendukung anak untuk mengatasi kebohongan.