ilustrasi ibu menerima hadiah (pexels.com/Kampus Production)
Anak sudah memberikan ucapan selamat Hari Ibu dan kalimat yang berisi rasa terima kasih. Akan tetapi, boleh jadi seluruh kalimat tersebut hanya bagian permukaannya. Di dalam hati anak masih ada lebih banyak hal yang sebetulnya penting buat disuarakan.
Misalnya, kritik padamu yang sering mengomel. Mumpung kalian sedang sedekat ini, dirimu yang mesti berinisiatif menanyakannya. Katakan pada anak bahwa ia gak perlu takut untuk menyampaikan sesuatu. Siapa tahu selama ini ada hal-hal yang dimaksudkan olehmu demi kebaikan anak, tapi ternyata ia kurang suka.
Contoh lainnya, larangan ketat untuk bermain gawai di rumah. Itu membuat anak sama sekali tak memahami percakapan teman-temannya di sekolah. Ia sampai mendapatkan sebutan yang buruk seperti kampungan. Ini waktunya untuk kalian bernegosiasi tanpa mengubah tujuan peraturan, yaitu mencegah anak kecanduan gadget.
Misalnya, mulai sekarang anak boleh memakai gawai, tetapi hanya 30 menit per hari. Jenis permainannya dipilihkan olehmu dan pasangan. Gadget gak boleh digunakan ketika anak sendirian. Sebelumnya ia juga harus mengerjakan PR serta belajar dulu. Kamu serta pasangan pun bakal secara bergantian mengajari anak untuk memakai teknologi buat hal-hal yang lebih bermanfaat. Seperti menggambar atau mengedit video dan foto keluarga.