Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keluarga (pexels.com/hussein-altameemi-782843)

Setiap fase dalam kehidupan memiliki tantangannya masing-masing. Tak terkecuali setelah kita berumah tangga dan memiliki anak. Meski tidak selalu mudah, kelak bila kita mengingatnya, malah bisa bikin kangen, lho.

Ya, dibalik setiap momen yang membuat kita capek, stres, bahkan kesal ketika menemani anak di rumah; selalu ada kasih sayang yang besar untuk mereka, kan?

Nah, Ayah-bunda masa kini pasti gak asing lagi dengan tujuh momen menantang berikut ini. Bisa dijadikan inspirasi juga, lho!

1. Waswas setiap akan membuka HP di depan anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/tima-miroshnichenko)

Kebanyakan orang tua di zaman sekarang tentunya telah paham efek buruk penggunaan gawai yang berlebihan pada anak-anak. Makanya, kita berusaha sedemikian rupa untuk membatasi waktu anak dalam menggunakan gawai.

Masalahnya, urusan pekerjaan sering kali mau tidak mau membuat kita harus tetap membuka HP selama di rumah. Wah, sampai kucing-kucingan dengan anak sendiri, nih. Takutnya, mereka malah minta bermain HP dan akan sulit dihentikan.

2. Anak kalau sudah rewel bisa awet seharian

ilustrasi anak lagi rewel (pexels.com/william-fortunato)

Pagi terburuk untuk ayah-bunda yang super sibuk pasti adalah anak yang entah kenapa lagi rewel banget. Sedikit-sedikit menangis tanpa jelas apa sebabnya.

Ditanya baik-baik pun bukannya menjawab, tangisannya justru bertambah kencang. Waktunya menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan-lahan. Jangan-jangan, anak sedang tidak enak badan?

3. Pertengkaran di antara anak-anak

ilustrasi pertengkaran anak-anak (pexels.com/jep-gambardella)

Masih mending bila pertengkarannya hanya melibatkan kedua anak kita sendiri. Nah, jika anak kita bertengkar dengan anak tetangga, kita jadi bingung harus berbuat apa, kan?

Kita sungkan dengan tetangga kalau-kalau sikap kita dianggap berpihak pada anak sendiri. Namun, sedikit saja kita agak keras pada anak sendiri, nanti dia mengambek dan merasa dirinya tak disayangi.

4. Sebentar-sebentar harus meninggalkan pekerjaan demi mengurus anak

ilustrasi mengasuh anak sambil bekerja (pexels.com/keira-burton)

Ya, namanya juga harus tetap mencari cuan sekalipun dari rumah saja. Sudah tentu banyak pekerjaan yang harus kita garap. Akan tetapi, baru sebentar saja membuka dokumen pekerjaan, anak sudah memanggil.

Kita telat merespons sebentar saja anak bakal menangis atau marah. Ibaratnya, mau mengetik satu kalimat saja, iklannya banyak sekali! Lalu diam-diam kita berdoa semoga anak lekas tidur biar kita bisa fokus bekerja. Kamu juga seperti itu?

5. Anak sulit diajak tidur

ilustrasi anak tak mau tidur (pexels.com/pnw-prod)

Nah, ini masalah berikutnya. Ternyata mengajak anak tidur tidak pernah semudah yang dibayangkan! Mau tidur siang maupun malam, sama menantangnya.

Ini biasa terjadi sebelum anak memasuki usia sekolah. Ketika tiba waktunya untuk tidur siang, anak masih ingin terus bermain. Padahal kalau dia tidak tidur siang, malamnya pasti rewel karena kecapekan.

Drama tidur malam pun kurang lebih sama. Ayah-bunda sampai harus pura-pura tidur dulu agar anak tidak punya teman dan akhirnya ikut tidur. Habis itu, ayah-bunda bangun buat nonton televisi atau melanjutkan pekerjaan. Betul begitu?

6. Bukan sekadar menemani anak bermain, melainkan juga harus sambil belajar

ilustrasi menemani anak bermain (pexels.com/mart-production)

Ini nih, yang membuat kita tidak dapat sepenuhnya membiarkan anak bermain sendiri atau hanya bersama teman-temannya. Kita punya tanggung jawab besar untuk mengajarinya berbagai hal.

Bila sekadar bermain, nanti pengetahuan dan skill anak tidak berkembang. Belum lagi di zaman sekarang, masuk sekolah dasar pun biasanya anak sudah harus lancar membaca dan menulis. 

7. Anak tidak mau makan

ilustrasi memainkan makanan (pexels.com/boris-pavlikovsky)

Kekhawatiran orang tua manapun terkait hal ini pasti sama. Takut berat badan anak turun dan ia menjadi mudah sakit. Atau, kalaupun anak mau makan, hanya jajanan yang gizinya tak memadai.

Masalah anak susah makan saja sudah bikin kita pusing. Apalagi bila ditambah anak suka memainkan makanannya. Satu sisi kita ingin marah, di sisi lain harus tetap mampu bersabar dan memberitahunya bahwa perilakunya tidak baik.

Tantangan-tantangan di atas akan makin terasa ketika kita baru menjadi orang tua. Kita belum punya pengalaman terkait pengasuhan anak, masih kurang jago dalam menata emosi, serta belum mampu bekerja sama dengan apik bersama pasangan.

Kita kudu banyak belajar tentang parenting baik dari buku, artikel, maupun orang tua serta mertua. Ayah-bunda di rumah punya tips apa saja terkait tujuh tantangan di atas? Tuliskan di kolom komentar supaya kita belajar bareng, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team