ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/cottonbro studio)
Tak sedikit dari kita yang tumbuh dalam keterbatasan. Paling tidak, zaman kita kecil variasi makanan belum sebanyak sekarang. Orangtua dapat menceritakannya untuk membangun sikap positif anak terkait makanan.
Seperti menceritakan bahwa dulu kita gak pernah makan telur utuh karena harus dibagi-bagi dengan saudara. Itu pun tidak bisa setiap hari. Sedang sekarang anak dapat makan telur utuh tiga kali sehari, masih ditambah menu lain.
Reaksi pertama anak biasanya merasa kasihan pada kita. Kemudian dia mulai menyadari betapa berharganya sebutir telur yang tidak bisa dinikmati semua orang dan makanan-makanan lainnya.
Sikap menghargai makanan merupakan dasar dari rasa syukur. Manusia tidak bisa lepas dari makanan. Oleh karena itu, mengajari anak tentang rasa syukur sebaiknya diawali dari membentuk kemampuannya dalam menghargai makanan.