Hal itu disebabkan adanya power distance antara ibu dan anak. Jarak usia yang jauh antara ibu dan anak merupakan faktor pendukung rasa malu itu terjadi. Tidak seperti hubungan dengan lawan jenis yang didominasi antara kalangan seumuran, perbedaan usia yang jauh menuntut kita untuk lebih santun dalam bertutur kata.
Ketika kita ingin bilang, “I love you, Mama,” atau, “Aku sayang banget sama Ibu,” seolah-olah kita berbicara dengan teman yang usianya sepantaran.
Budaya Indonesia yang mengagungkan kesopanan bertutur kata pada orang yang lebih tua jelas memberi ruang tersendiri pada kebebasan berekspresi setiap anak. Walaupun, tidak jarang pula, anak zaman sekarang memiliki hubungan santai dan erat dengan ibunya tanpa bertutur kata dengan tata krama setiap harinya.
Selain itu, budaya masyarakat Asia, seperti Indonesia, menganut pola high context atau sangat terikat dengan kondisi sosial. Hal ini dibuktikan dengan sering terjadinya perkumpulan warga dengan tujuan mempererat tali persaudaraan. Mereka mendefinisikan hal tersebut sebagai upaya mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang secara implisit.