7 Aturan yang Perlu Diperhatikan Orangtua Saat Harus Menghukum Anak

Memperbaiki perilaku anak yang salah adalah tugas semua orangtua. Kebanyakan orangtua percaya kalau memberi hukuman pada anak bisa membuatnya jera dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruknya. Pendapat ini memang benar, tapi gak selamanya harus begitu.
Bentuk hukuman yang seringkali kita lihat di lingkungan adalah orangtua yang membentak, memukul dan mengancam anak. Tapi apakah hasilnya efektif? Boleh-boleh saja memberi hukuman pada anak dalam rangka mendidik sedari kecil, sebab hukuman yang tepat juga menjadi bagian dari bentuk pendisiplinan anak. Tapi, yuk perhatikan dulu beberapa aturan berikut!
1. Hindari menghukum anak saat amarah sedang meluap
Kedengarannya memang gak realistis, tapi aturan inilah yang benar. Antara amarah dan hukuman, keduanya gak boleh dicampurkan. Kadang tingkah anak memang bikin orangtua hilang kesabaran, tapi menghukum anak saat marah mengajarkan mereka bahwa hukuman adalah suatu bentuk pembalasan. Untuk mematahkan anggapan ini, orangtua harus meredakan dulu amarah sebelum menghukum anak.
Pergi saja sejenak ke luar rumah atau alihkan pada aktivitas yang bisa mengurangi rasa marah, baru kemudian menghadapi perilaku buruk si kecil. Tujuan hukuman adalah mengajari anak supaya mau mengubah perilaku menjadi lebih baik di kemudian hari, bukan agar kedua belah pihak impas dengan saling "menyakiti". Terkadang, keputusan yang diambil saat amarah meluap bisa menjadi keputusan yang disesali setelahnya.