Ilustrasi Keluarga. (unsplash.com/Paige Cody)
Tak bisa dihindari, anak-anak juga akan menghadapi kegagalan yang akan membuatnya kecewa dan sedih. Dalam hal ini, peran orangtua sangat diperlukan supaya anak tak menyerah dan mau mencoba lagi. Pesan yang disampaikan orangtua saat gagal, juga akan sangat berpengaruh terhadap motivasi sang anak di masa depan.
Masih dalam buku yang sama, Carol memberi contoh bagaimana menghadapi seorang anak yang gagal memenangkan suatu kompetisi dan tetap membuatnya termotivasi pada pertandingan di masa mendatang. Orangtua harus bersimpati dengan kegagalan dan kekecewaan yang dialami sang anak. Misalnya, dengan menyampaikan, "Aku memahami perasaanmu. Memang mengecewakan, meski kamu telah melakukan yang terbaik, namun tetap belum berhasil."
Setelah memvalidasi perasaan anak, orangtua bisa mengungkapkan kebenaran dan mengajari untuk mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Tak perlu membohongi anak dengan mengatakan, "Kamu tetap yang terbaik," sebab pada kenyataannya dia sedang mengalami kegagalan. Katakanlah kebenaran dan fakta di lapangan. Misalnya, "Orang lain telah berlatih lebih lama darimu dan telah bekerja keras lebih daripada kamu."
Terakhir, arahkan apa yang harus dilakukan anak setelah kegagalan tersebut. Contohnya, "Kalau kamu benar-benar ingin memenangkan kompetisi ini, maka kamu harus berjuang lebih serius untuk kompetisi berikutnya."