ilustrasi siswa siswi melingkar di lapangan (pexels.com/mirrographer)
Remaja menghadapi hubungan yang lebih kompleks, termasuk persahabatan mendalam dan tekanan dari teman sebaya. Penting untuk menormalkan rasa cemas mereka dan mengingatkan bahwa orang lain juga mengalami kekhawatiran serupa. Dorong remaja untuk tetap menghargai identitas diri dan tidak tertekan oleh keinginan teman.
“Penelitian menunjukkan anak pada akhirnya menciptakan nilai di tengah-tengah antara apa yang teman mereka inginkan dan apa yang orangtua inginkan,” kata Prinstein.
Orangtua bisa sedikit memengaruhi, tapi fokus utama adalah mengajarkan remaja membuat keputusan sendiri. Dengan begitu, mereka belajar menghadapi drama pertemanan dengan empati, kebijaksanaan, dan kemandirian.
Ajarkan anak berbagi, empati, dan cara menyelesaikan konflik sejak dini. Keterampilan ini bikin mereka lebih percaya diri menghadapi drama pertemanan. Mulai sekarang, bantu mereka tumbuh jadi teman yang asyik dan dewasa secara emosional!