Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak yang tidak narsistik dan mau bekerja sama dengan teman (pexels.com/Kindel Media)

Gangguan narsistik (narcissistic personality disorder) bisa timbul pada anak karena pola asuh yang dilakukan orangtuanya. Meski sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya, namun tak sedikit yang meyakini, jika pemicu masalah ini adalah faktor genetik dan lingkungan, seperti pengasuhan dari orangtua semenjak kecil.

Sebenarnya, manusia mempunyai sifat narsistik untuk membangun kepercayaan diri dan harga diri. Namun, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik cenderung tidak pernah merasa puas. Dalam laman Parents, Jeanette Raymond, Ph.D, psikolog klinis berlisensi dan pakar hubungan di Amerika Serikat, mengatakan bahwa gangguan narsistik membuat seseorang terus merasa dirugikan, terluka, dan tidak mau menerima jika orang lain sukses dibandingkan dia. Pokoknya, dia harus selalu dianggap paling hebat, keren, dan superior dari pada orang lain.

Meski anak dan remaja tidak bisa diagnosis dengan narcissistic personality disorder karena kepribadiannya yang masih mudah berubah. Para orangtua tetap bisa melihat bibit-bibit gangguan narsistik pada anak, seperti mementingkan diri sendiri, memonopoli percakapan, kurang empati pada orang lain, mudah marah, percaya diri yang berlebihan, dan hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Nah, agar anak kamu tidak tumbuh menjadi seseorang dengan gangguan narsistik nantinya, ada baiknya terapkan lima ajaran berikut ini.

1.Bicarakan masalah ini dengan anak dengan tenang

ilustrasi ibu dan anak berpelukan (unsplash.com/Eye for Ebony)

Anak harus diajarkan menerima kenyataan, salah satunya dengan memaparkan fakta bahwa dia seorang narsistik. Sebagai langkah awal, tanyakan perasaannya dan mengapa dia melakukan hal-hal yang anak lain tersakiti hatinya.

Secara perlahan, doronglah anak untuk melihat dampak perilakunya pada orang lain. Setelah itu, ceritakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membantu. Dengan mengembangkan rasa empati dan ingin membantu, dia jadi paham bagaimana caranya membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan memperlihatkan rasa cinta yang benar.

2.Menanamkan rasa tanggung jawab

Editorial Team

Tonton lebih seru di