ilustrasi memarahi anak (pexels.com/gabbyk)
Meski terlihat efektif dalam jangka pendek, memberi hukuman seperti mengurung anak di kamar setelah tantrum bisa merusak rasa aman emosional mereka. Hukuman semacam ini bisa mengirimkan pesan bahwa emosi mereka tidak bisa diterima, dan orangtuanya tidak mampu menanganinya. Padahal, yang anak butuhkan saat itu justru pelukan atau kehadiran penuh empati.
“Hukuman tidak efektif untuk menciptakan perubahan jangka panjang dan bisa menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan,” ujar Dr. Ochal.
Dibandingkan menghukum, lebih baik berikan waktu jeda (time-in) bersama anak sambil membantu mereka menenangkan diri. Dengan begitu, anak belajar mengenali emosinya dan menyadari bahwa kamu ada untuk mendukung mereka, bukan melawan. Pendekatan ini jauh lebih efektif dalam membentuk anak yang peka dan bertanggung jawab secara emosional.
Itulah lima cara menerapkan pola asuh seimbang antara ketegasan dan empati. Pola asuh ini bukan soal galak atau lembek, tapi tentang kehadiran penuh perhatian yang tetap tegas saat dibutuhkan. Dengan menerapkan pendekatan ini, anak akan tumbuh percaya diri dan memiliki hubungan emosional yang kuat dengan orangtuanya.