Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ibu dan anak
ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Rydale Clothing)

Intinya sih...

  • Mengajarkan anak untuk mengapresiasi usaha merupakan langkah penting dalam membentuk karakter yang kuat dan tidak mudah menyerah.

  • Berikan pujian pada proses, bukan hasil; jadikan kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran; tunjukkan contoh langsung melalui perilaku.

  • Ajarkan anak untuk menetapkan target kecil yang realistis; investasi jangka panjang yang bernilai bagi perkembangan anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengajarkan anak untuk mengapresiasi usaha merupakan langkah penting dalam membentuk karakter yang kuat dan tidak mudah menyerah. Banyak anak mungkin terbiasa menilai hasil akhir sebagai ukuran keberhasilan, padahal proses belajar dan usaha yang terus-menerus merupakan pondasi utama dalam pengembangan diri.

Di sisi lain, kemampuan mengapresiasi usaha dapat membantu anak untuk memahami bahwa kegagalan, bukanlah akhir dari segalanya. Berikut ini merupakan beberapa cara mengajarkan anak untuk mengapresiasi segala usaha. Tujuannya agar mereka bisa menghadapi dunia yang penuh dengan perubahan.

1. Berikan pujian pada proses, bukan hasil

ilustrasi anak dan ibu (unsplash.com/Fernanda Greppe)

Banyak orang tumbuh dengan anggapan bahwa nilai tinggi atau kemenangan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan, sehingga cenderung mengabaikan proses yang telah mereka jalani. Dengan memberikan pujian pada proses, maka anak akan memahami bahwa kerja keras, ketekunan, dan usaha yang konsisten merupakan hal-hal yang pantas dihargai.

Setiap proses akan membantu anak untuk merasa aman dalam mencoba hal baru tanpa takut terlihat tidak sempurna. Pada saat mereka dihargai atas usahanya, maka motivasi intrinsik pun akan meningkat dan kepercayaan diri pun menjadi lebih kuat.

2. Jadikan kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran

ilustrasi anak sedih (unsplash.com/Chinh Le Duc)

Banyak anak merasa takut gagal karena mereka melihat kegagalan sebagai hal yang memalukan atau mengecewakan. Justru dengan menjelaskan bahwa kegagalan merupakan bagian alami dari proses belajar, maka anak bisa memahami bahwa hasil buruk bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.

Pada saat orangtua membahas kegagalan secara terbuka, maka anak akan merasa bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan. Ini juga dapat membantu mereka untuk mengembangkan pola pikir yang baik, sehingga mendorong untuk terus mencoba, walau mungkin kerap menghadapi hambatan.

3. Tunjukkan contoh langsung melalui perilaku

ilustrasi anak dan ayah (unsplash.com/Derek Owens)

Anak belajar banyak melalui pengamatan dan meniru perilaku orang yang mereka percayai. Pada saat orangtua menunjukkan sikap menghargai proses dalam kehidupan sehari-hari, maka anak pun akan memahami nilai penting dari usaha yang dilakukannya.

Dengan melihat secara langsung bagaimana orang dewasa menghadapi kegagalan dan bangkit kembali, maka anak pun akan belajar untuk melakukan hal yang serupa. Sikap tersebut seolah membuat anak merasa bahwa usaha yang konsisten merupakan hal yang wajar dan layak untuk dilakukan.

4. Ajarkan anak untuk menetapkan target kecil yang realistis

ilustrasi anak mewarnai (unsplash.com/Jerry Wang)

Langkah lain yang perlu orangtua lakukan adalah dengan mengajarkan anak untuk menetapkan target kecil yang realistis. Pastikan bahwa anak sudah memiliki beberapa target yang berkaitan dengan aktivitasnya, seperti menyelesaikan tugas, membersihkan kamar, dan lain sebagainya.

Setidaknya dengan mengajarkan anak untuk menetapkan target kecil yang realistis, maka hal ini dapat membantunya untuk mencapai dengan baik. Melalui kebiasaan tersebut, maka nantinya akan terus terbawa sampai dewasa.

Cara mengajarkan anak untuk mengapresiasi segala usaha merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai. Anak yang memahami pentingnya proses akan tumbuh dengan lebih percaya diri, tangguh, dan berani mencoba hal baru. Justru dengan dukungan teladan dan pendekatan yang tepat, maka mereka bisa menghadapi tantangan hidup dengan sikap positif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team