Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menghitung uang koin (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menghitung uang koin (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Anak usia 4-6 tahun diajarkan cara menghitung uang kertas dan koin serta pentingnya usaha untuk mendapatkan uang.

  • Anak usia 7-12 tahun diajarkan menabung, bersabar dalam meraih sesuatu, dan membedakan kebutuhan dan keinginan.

  • Anak usia 13-17 tahun diajarkan mengatur pengeluaran sendiri dan membuka rekening bank pribadi serta investasi dasar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Uang menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan di kehidupan sehari-hari. Segala kebutuhan dan keinginan harus dibeli dengan benda yang satu ini. Dari uang kertas, koin, hingga uang digital kini sudah tersedia untuk digunakan sebagai pembayaran.

Sebagai orangtua, sudah seharusnya kita mengajarkan anak tentang uang sejak usia 4 hingga 17 tahun. Dari jenis mata uang, cara mencari uang, hingga cara mengelola uang dengan baik. Ayah bunda bisa mulai mengajarkan hal-hal seputar uang ke si buah hati dengan mengikuti lima tips di artikel ini.

1. Ajarkan anak cara menghitung uang kertas dan koin

ilustrasi uang kertas dan koin (pexels.com/Edwin Jaulani)

Untuk anak-anak berusia 4 sampai 6 tahun, sebaiknya buat mereka paham dulu perbedaan uang sesuai nominal dan warna. Baru setelah itu ajarkan cara menghitung uang kertas dan koin. Ajak belanja, lalu biarkan anak menghitung jumlah belanjaan dan pergi membayar.

Dengan begitu, mereka akan terbiasa bertransaksi dan mulai mengerti tentang uang. Nah, supaya mereka tidak mudah tantrum saat minta uang untuk jajan, sebaiknya buat anak paham, uang itu diperoleh dengan usaha. Bilang pada anak, "Nak, kalau kamu mau jajan, bereskan dulu minimal satu pekerjaan rumah".

Bisa dengan meminta anak untuk mencuci piring, melipat pakaiannya sendiri, menyapu atau sekadar membereskan mainannya. Terapkan aturan ini setiap hari. Dengan begitu, anak jadi lebih produktif dan tidak memandang orangtua sebagai mesin uang.

2. Ajarkan cara menabung

ilustrasi menabung di celengan (pexels.com/Alex P)

Anak usia 7 sampai 12 tahun sebaiknya sudah belajar menabung. Ayah bunda bisa mulai menerapkan kebiasaan ini dengan membeli celengan. Biarkan anak mengisi celengannya dengan menyisihkan uang saku yang ia terima.

Jangan langsung mewujudkan apa yang mereka pinta, supaya anak paham proses bersabar untuk meraih sesuatu. Selain melatih supaya mandiri, anak pun akan bersikap lebih tenang dan tidak mudah tantrum saat ingin sesuatu. Kebiasaan baik ini pun bisa terbawa terus sampai dewasa sehingga orangtua tidak perlu khawatir anaknya tumbuh jadi pribadi yang tidak bisa mengatur uang.

3. Buat anak paham perbedaan kebutuhan dan keinginan

ilustrasi ibu mengobrol dengan anaknya (pexels.com/Kampus Production)

Beda kebutuhan dan keinginan sebaiknya diajarkan sejak anak berusia 7 tahun. Beri tahu kalau kebutuhan itu hal yang wajib ada, seperti makanan dan tempat tinggal, sedangkan keinginan hanya sebatas hasrat maupun barang yang ingin dimiliki, tapi tidak diwujudkan pun tidak apa-apa. Dengan begitu, anak bisa paham mana pengeluaran yang sebaiknya ia prioritaskan lebih dulu.

Ajak anak berdiskusi tentang hal ini setiap hari. Lalu, setiap kali mereka merengek ingin sesuatu, langsung saja tanya, “Kira-kira kamu butuh ini tidak, ya?”. Beri mereka waktu setidaknya lima menit untuk berpikir. Dengan membiasakan bertanya, anak bisa belajar berpikir sebelum membuat keputusan sehingga tidak impulsif membeli barang hanya karena ingin padahal tidak terlalu butuh atau bahkan sudah punya barang yang sama di rumah.

4. Buat anak terbiasa mengatur pengeluarannya

ilustrasi memberi uang saku (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Anak yang beranjak remaja di usia 13 sampai 15 tahun, bisa mulai kamu biasakan untuk mengatur pengeluarannya sendiri. Bisa dengan memberikan uang saku secara mingguan atau bulanan. Lalu, buat aturan selain untuk kebutuhan sekolah, anak tidak boleh meminta uang tambahan lagi.

Ajarkan juga mereka cara mengalokasikan pengeluaran supaya tidak boros. Misalnya, dari total uang saku yang diberikan, harus cukup untuk ongkos ke sekolah, jajan, dan bermain di hari libur. Lakukan kebiasaan ini supaya anak bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran sehingga tidak menghamburkan uang untuk hal yang tidak perlu.

5. Bantu anak membuka rekening bank pribadi

ilustrasi ibu membantu anaknya membuka rekening secara daring (pexels.com/Monstera Production)

Saat anak berusia 16 sampai 17 tahun, sebagai orangtua, kamu bisa membantu mereka membuat rekening bank pertamanya. Buat mereka menabung secara rutin. Lalu, ajarkan juga berbagai jenis produk investasi dasar pada anak supaya mereka bisa mengelola uangnya dengan baik.

Entah itu investasi saham, emas, maupun produk investasi lainnya sesuai budget yang dimiliki. Apalagi kalau anak sudah mulai menghasilkan uang, entah itu dari bekerja part time, berjualan di sekolah, hingga menjadi kreator konten di media sosial, maka sudah sepatutnya orangtua mengarahkan anak supaya uangnya tidak habis begitu saja dan bisa berguna di masa depan.

Kelima cara di atas tentunya belum cukup untuk mengajarkan anak cara mengelola uang. Orangtua tetap harus bisa memberikan contoh yang baik dengan tidak mengambil uang anak tanpa persetujuannya, karena hal ini bisa membuat anak kecewa sehingga tidak mau menabung lagi. Sebagai orangtua, kamu juga harus berkomitmen untuk tetap sabar dan konsisten mengajarkan anak hingga ia bisa mandiri dan bijak menggunakan uangnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team