ilustrasi konsultasi ke psikiater (pexels.com/ Antoni Shkraba Studio)
Anak yang tumbuh bersama orangtua dari generasi boomer tidak terbiasa membicarakan kesehatan mental. Di rumah, masalah seperti stres, kecemasan, atau depresi sering dianggap tidak penting atau bahkan tidak nyata. Para boomer umumnya percaya bahwa masalah seperti itu bisa diatasi dengan kerja keras dan tekad pribadi. Akibatnya, terapi atau konseling sering dipandang sebelah mata dan jarang dipertimbangkan sebagai pilihan.
Situasi ini membuat anak-anak mereka tumbuh dengan stigma terhadap kesehatan mental. Saat dewasa, banyak yang baru menyadari bahwa meminta bantuan bukanlah hal yang salah. Mereka harus belajar sendiri untuk mencari dukungan, mengikuti terapi, atau membicarakan kesehatan mental secara terbuka. Semua ini menjadi bagian penting dari perjalanan menuju pemahaman diri dan kehidupan yang lebih sehat.
Meski tidak semua nilai generasi boomer bisa dianggap kurang, kenyataannya ada banyak hal yang memang harus dipelajari sendiri oleh anak-anak mereka. Proses belajar mandiri ini memang tidak mudah, tetapi justru membentuk ketahanan, kemandirian, dan kemampuan adaptasi yang lebih kuat. Setiap pengalaman pahit, kesalahan, dan pencarian solusi menjadi guru terbaik dalam membangun kehidupan yang seimbang. Pada akhirnya, dibesarkan orangtua boomer membuat kamu tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan tangguh menghadapi masa depan.