ilustrasi ulat bulu (pexels.com/Pixabay)
Nabi Daud merupakan Nabi dengan keistimewaan untuk menyebarkan kitab Zabur sebab ketaatannya kepada Allah. Suatu hari, Nabi Daud tengah membaca kitab Zabur di sebuah surau. Kemudian, Nabi Daud melihat seekor ulat berada di sekitarnya.
Sambil mengawasi ulat kecil tersebut, Nabi Daud bicara dalam hati. "Apa ya, yang Allah harapkan dari ulat kecil ini?" katanya.
Mengetahui isi pikiran Nabi Daud, Allah kemudian mengizinkan ulat tersebut untuk bisa berbicara layaknya manusia. Dengan kemampuan yang diberikan Allah, ulat kecil itu mengatakan, "Wahai nabi Allah! Allah telah mengilhamkan kepadaku untuk selalu membaca tasbih, Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar setiap hari sebanyak 1000 kali pada siang hari. Pada malam harinya, Allah mengilhamkanku untuk membaca Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim, sebanyak 1000 kali juga."
Si ulat kecil kemudian turut bertanya kepada Nabi Daud, "Lalu apa yang dapat kau katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu ya Nabi Allah?"
Mendengar pertanyaan ulat, Nabi Daud tersadar bahwa dirinya khilaf sebab memandang remeh makhluk Allah yang terlihat kecil dan remeh. Padahal, meski memiliki tubuh yang mungil, ulat bisa jadi lebih dahsyat ibadah dan doanya kepada Allah.
Setelah tersadar akan kekeliruannya, Nabi Daud langsung berserah diri kepada Allah dan memohon ampun. Nabi Daud tidak lagi meremahkan makhluk hidup lainnya apalagi merendahkan.
Dari kisah di Nabi Daud dan seekor ulat, kita bisa belajar untuk tidak memandang rendah makhluk lain atau orang lain. Selain itu, apabila berbuat salah, hendaknya memohon ampun dan kembali berserah diri kepada Allah.