Anak tunggal berisiko depresi ketika dewasa (pexels.com/andrew neel)
Keempat poin di atas dapat disimpulkan bahwa menjadi anak tunggal merupakan hal yang berat. Apalagi jika tidak punya privileges. Beban yang terlalu berat membuat anak tunggal dekat dengan stres dan depresi. Apalagi, anak tunggal tidak mempunyai saudara kandung yang bisa dibagi beban hidupnya atau sekadar teman curhat. Pelarian paling dekat dari anak tunggal adalah sepupu atau sahabatnya. Tanpa mereka, anak tunggal dewasa akan semakin tertekan.
Selain itu, anak tunggal yang terbiasa hidup sendiri tak jarang memendam rasa lelah, sedih, hingga stres yang ia rasakan. Karena, baginya tidak ada orang yang memahami posisinya sebagai anak tunggal dewasa yang membawa beban fisik, mental, hingga finansial seberat itu. Jadi, saat kamu mempunyai teman anak tunggal, tak ada salahnya untuk selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan curhatnya. Atau sekadar mengajaknya refreshing sejenak.
Bukan hanya anak tunggal yang mempunyai beban-beban di atas. Karena pastinya semua orang memiliki masalahnya masing-masing. Tapi, kelima fakta tersebut merupakan fakta yang jarang terungkap. Karena tidak semua anak tunggal hidup dengan kemewahan dan keluarga yang penuh perhatian. Jadi, jangan salah judge temanmu yang anak tunggal ya.