3 Hal yang Sebaiknya Gak Dilakukan saat Anak Cemas

Sama halnya dengan orangtua, anak-anak dalam tumbuh kembangnya pasti juga pernah merasakan kecemasan. Adapun rasa cemas ini merupakan respons emosional dan penilaian terhadap sesuatu yang berbahaya. Misalnya ketika mereka bertemu dengan orang asing, masuk hari pertama sekolah, dan sebaginya.
Namun sayang, tidak sedikit orang terdekat anak yang masih kesulitan yang dalam merespons rasa cemas tersebut. Padahal rasa cemas tersebut jika dibiarkan bisa berisiko menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental. Lantas apa saja hal yang sebaiknya tidak dikatakan saat anak cemas? Ikuti daftarnya di bawah ini.
1. Menghindari sesuatu yang membuat anak merasa cemas
Wajar rasanya jika orangtua ingin melindungi anaknya dari rasa cemas yang dihadapi. Misalnya ketika anak cemas saat bertemu dengan orang baru, orangtua mencoba menjauhkan dari orang tersebut. Memang, ini memberikan efek yang diinginkan dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang, ini bisa memperkuat kecemasan.
Jadi alih-alih menghindari kecemasan, membantu anak menghadapi kecemasan tersebut penting dilakukan. Toh, rasa cemas merupakan bagian yang normal dari pertumbuhan. Jadi, biarkan anak memahami bahwa perasaannya normal. Sehingga nantinya, secara perlahan mereka akan belajar melewatinya.
Melansir Health Central sulit menyaksikan seorang anak berjuang melawan kecemasan, namun tujuan orangtua adalah membantu anak belajar bertoleransi dan mengatasi perasaannya, bukan mencoba menghilangkan semua potensi pemicu kecemasan dari kehidupan anak.
2. Meminta mereka tidak khawatir
Hal kedua yang sebaiknya gak dilakukan saat anak cemas yaitu meminta mereka tidak khawatir. Misalnya, kamu mengatakan kalimat seperti "nak, itu cuma serangga tidak akan gigit." Meskipun tujuannya mungkin juga baik untuk menghilangkan kecemasan, ini justru bisa meningkatkan ketakutan.
Melansir Health Central, kamu tidak bisa menghilangkan kecemasan anak dengan mengucapkan padanya untuk tidak khawatir, karena mereka sudah khawatir. Justru pernyataan tersebut menyiratkan bahwa rasa khawatir tersebut tidak beralasan atau tidak bisa diterima. Sehingga cara terbaik untuk mengatasi hal tersebut yaitu bertanya lebih banyak tentang rasa khawatir yang dirasakan anak.
3. Mengajukan pertanyaan yang meningkatkan rasa cemas anak
Terakhir mengajukan pertanyaan yang meningkatkan rasa cemas anak juga sebaiknya dihindari. Misalnya dengan bertanya "apakah kamu takut berkenalan dengan teman-teman baru di sekolah?" Sebab meskipun tujuannya baik untuk memahami permasalahan anak lebih mendalam, pertanyaan ini bisa membuat anak minder secara berkepanjangan.
Maka, dibanding mengajukan pertanyaan tersebut, akan lebih baik jika kita mengganti pertanyaan. Seperti dengan menanyakan bagaimana perasaan mereka ketika berkenalan dengan teman baru di sekolah, misalnya. Ketika anak sudah mulai terbuka dan nyaman dengan pertanyaan, orangtua bisa menunjukkan validasi dan bantuan.
Selain itu, membantu anak memikirkan cara menangani masalah juga bisa diterapkan untuk mengatasi kecemasan. Melansir Kids Health, Jangan langsung menyelesaikan masalah untuk mereka. Sebaliknya, ajaklah anak-anak dan remaja untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan.
Faktanya, menghadapi kecemasan yang dirasakan oleh anak bukan perkara yang mudah. Terkadang niat hati kita ingin mengurangi kecemasan tersebut, justru malah memperparah rasa cemas mereka. Maka dari itu, kira perlu lebih berhati dan mencari strategi yang tepat untuk mengatasi kecemasan tersebut sesuai kebutuhan anak.