Ini 6 Hal yang Bikin Warga Jepang Rela Memilah Sampah Rumah Tangga

Selain isu polusi dan deforestasi, persoalan sampah rumah tangga merupakan salah satu isu lingkungan hidup yang menjadi perhatian dunia. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga. Salah satunya dengan menggerakkan warga untuk memilah sampah rumah tangga di kediamannya masing-masing.
Di Jepang, urusan memilah sampah rumah tangga bukan lagi menjadi sebuah persoalan. Bagi warganya, memilah sampah bukan suatu pekerjaan yang merepotkan. Sebab kultur tata kelola pemerintahan dan sosial di Negeri Sakura begitu mendukung praktik tersebut. Berikut ini 6 hal yang bikin warga Jepang rela memilah sampah rumah tangganya sendiri.
1. Penyusunan regulasi yang berkelanjutan mengenai tata kelola sampah termasuk memilah sampah rumah tangga
Regulasi di Jepang mengenai tata kelola sampah sudah ada sejak tahun 1900 lewat Undang-Undang (UU) Sanitasi Sampah. Dalam peraturan itu, warga sudah diajak bertanggung jawab atas sampahnya masing-masing. Dan upaya mengajak peran serta masyarakat semakin kentara setelah terbit "Public Cleansing Act" pada 1954.
Pelbagai peraturan lain mengenai tata kelola sampah pun banyak terbit di kemudian hari hingga pada tahun 2000 muncul "Food Waste Recycling Law". Lewat ketentuan ini, masyarakat diajak semakin membiasakan diri untuk memilah sampah rumah tangga. Jenis sampah yang dipilah juga kian bertambah, dari semula 34 jenis (2002) menjadi 45 jenis dalam 13 katetori (2015).