ilustrasi metode mengajar anak usia dini(pexels.com/Yan Krukau)
Terkait dengan umur ideal, sebenarnya tidak ada patokan pasti anak harus mengikuti tes minat bakat. Namun, orangtua perlu mengetahui bahwa di setiap jenjang umur, kebutuhan tes minat bakat ini memiliki fungsi tersendiri.
"Beda tingkatan usia, beda kebutuhannya. Anak usia 1-2 tahun, misalnya. Untuk usia ini, kita bisa melakukan tes fingerprint untuk mencari tahu apa love language yang berguna untuk menghindari innerchild trauma. Misalnya, kalau ada anggapan anak nangis diemin aja, padahal bisa jadi anak tersebut punya love language physical touch yang butuhnya kalau nangis, ya dipeluk," tutur Monic Christian, Founder dan CEO Tes Bakat Indonesia dalam wawancara tertulisnya bersama IDN Times, Senin (23/12/2024).
Untuk usia yang lebih besar, seperti anak TK atau SD, tes minat bakat memiliki fungsi berbeda. Tes ini dapat membantu orangtua memilih jenis sekolah, kurikulum, les, bahkan mainan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian anak.
"Di atas usia 5 tahun, tes sudah semakin beragam. Anak bisa mengikuti tes fingerprint, psikotes, atau kombinasi keduanya," tambah Monic.
Dilanjutkannya, "Sementara untuk anak di jenjang SMP, pemetaan minat bakat akan lebih spesifik, seperti menentukan mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang menjadi kekuatan dan minat anak."