Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengenalkan Pasangan Baru pada Anak?

Bagi orangtua tunggal atau single parent, menjalin hubungan baru dengan seseorang punya tantangan yang jauh lebih besar. Ini bukan hanya tentang perasaan kalian berdua, melainkan juga anakmu.
Tak jarang hubungan baru orangtua tunggal terkendala oleh penolakan anak. Kamu seakan-akan berada di situasi yang mengharuskanmu untuk memilih.
Dirimu nekat melanjutkan hubungan dengan seseorang yang berarti merenggangkan hubunganmu dengan anak. Bisa juga sebaliknya, cinta romantismu yang dikorbankan demi anak. Hasilnya nanti sangat dipengaruhi oleh pilihan waktu, ketika kamu memperkenalkan pasangan baru.
Kalau momennya gak pas, besar kemungkinan anak tidak menyambutnya secara positif. Baik dirimu maupun pasangan baru mesti mengerti kondisi psikis anak yang telah kehilangan salah satu orangtuanya. Kamu boleh memperkenalkan pasangan baru padanya apabila tujuh syarat ini terpenuhi.
1. Anak sudah cukup pulih dari trauma perpisahan
Memang bukan hanya anak yang mengalami trauma perpisahan. Kamu pun merasakannya baik lantaran pasangan sebelumnya berpulang atau kalian bercerai. Akan tetapi, sejauh anak sudah mampu mengingat peristiwanya sering kali rasa traumanya lebih besar.
Tanda anak mengalami trauma perpisahan di antaranya penarikan diri, emosi yang tidak stabil, murung, penurunan prestasi, gangguan tidur dan makan, serta psikosomatik. Selama tanda-tanda ini belum hilang, jangan memperkenalkan lawan jenis sebagai pasangan baru. Anak bisa-bisa mengamuk dan merasa berduka sendirian selagi kamu sudah bersenang-senang dengan orang lain.