Jakarta, IDN Times - TFR News resmi meluncurkan event keduanya bertajuk LittleDoodle setelah Jakarta Doodle Fest. Acara yang berlangsung selama empat hari ini dibuat khusus untuk anak-anak dan keluarga.
Ada banyak aktivitas menarik hingga berbagai karya dari seniman lokal yang bisa kamu dapatkan langsung di Urban Forest Cipete. Untuk tahu informasi lengkapnya, simak artikel berikut ini!
Bersamaan dengan momen libur sekolah, Little Doodle Fest hadir di Urban Forest Cipete bagi anak-anak dan keluarga. Festival kreatif ini baru pertama kali digelar agar banyak anak-anak dan keluarga yang makin teredukasi dengan cara-cara kreatif. Christine Laifa, Co Founder TFR News dan Little Doodle berharap bahwa Little Doodle bisa memperkenalkan dunia kreatif kepada anak-anak dan orangtua bahwa seni bukan cuma soal menggambar.
Little Doodle terinspirasi dari Jakarta Doodle Fest yang sudah digelar pada 2023 dan 2024 silam. Jakarta Doodle Fest sendiri merupakan wadah untuk mengapresiasi seni-seni visual melalui creators' market, workshop, art exhibition, hingga pertunjukan teater yang diadaptasi dari IP dan karya ilustrator lokal.
Christine bercerita, "Ternyata banyak anak-anak dan remaja yang tertarik dengan desain, art, ilustrasi. Kita perhatiin booth yang workshop itu selalu full."
“Melalui LittleDoodle, kita ingin mengajarkan anak-anak untuk mengapresiasi desain sejak dari usia dini, sehingga ke depannya akan ada regenerasi ilustrator dan desainer baru,” lanjut Christine.
Ada banyak kegiatan seru yang bisa dilakukan bersama anak dan orangtua. Urban Forest Cipete dipenuhi oleh tenant-tenant yang menjual produk anak seperti baju, buku, mainan. Selain itu juga ada tenant alat tulis hingga aksesori-aksesori dari para ilustrator lokal.
Junissa Bianda, salah satu seniman yang karyanya dapat ditemukan di creators’ market LittleDoodle, mengatakan, “LittleDoodle membuka mata saya bahwa seni memang tidak mengenal usia. Sebagai ibu, saya selalu mencari aktivitas yang bisa menstimulasi kreativitas anak, entah lewat art kit, buku, atau pernak-pernik yang penuh warna. Di festival ini, saya benar-benar merasa puas karena semua itu ada. Sebagai seniman, saya juga merasa sangat dimanjakan karena bisa berbagi dan terhubung langsung dengan pengunjung. Rasanya menyenangkan bisa terlibat dalam ruang yang mendukung kreativitas keluarga secara menyeluruh.”
Lebih dari wadah eksploratif seni, LittleDoodle memberikan ruang agar anak-anak bebas berekspresi dan mengeksplorasi dirinya. Bram Marantika selaku Mental Health and Psychosocial Support Manager Save the Children Indonesia mengatakan bahwa seni memberikan dampak besar bagi perkembangan anak secara motorik maupun kognitif.
"Kegiatan seperti mixing colors juga mengasah kemampuan berpikir serta membangun rasa percaya diri anak. Melalui program HEART (Healing & Education through Art), kami di Save The Children melatih guru dan anak untuk mengekspresikan diri lewat seni. Kami sangat senang bisa membawa semangat ini ke LittleDoodle," kata Bram.
Selain itu, well being baik anak dan guru juga meningkat. Bram mengatakan anak-anak yang gak mau sekolah kemudian berubah menjadi punya ketertarikan untuk sekolah. Kemampuan sosial dan verbal juga bisa terasah melalui kegiatan seni.
Untuk itu, LittleDoodle juga membuka banyak workshop baik yang gratis maupun berbayar. Di momen long weekend ini, keluarga bisa bersama-sama eksplorasi sederet workshop yang terbuka untuk berbagai rentang usia.
Di antaranya Story Makers Workshop bersama Karya Raya, Sensory Class bersama Youreka, dan Cooking with Play-Doh Workshop. Ada sesi yang gratis untuk umum, ada pula yang berbayar dan dapat dibeli tiketnya di https://www.tiket.com/to-do/littledoodle.