Memahami Perkembangan Emosi Anak: Apa Beda Tantrum dan Meltdown?

Setiap manusia pasti punya emosi, bahkan termasuk anak kecil. Karena itu penting sedari dini anak diajarkan untuk memahami emosinya dan bagaimana mengendalikannya. Salah satu perkembangan emosi yang pertama dipelajari oleh anak kecil adalah tantrum dan meltdown.
Banyak orangtua yang berpikir bahwa tantrum dan meltdown adalah hal yang sama. Dan memang kedua emosi ini bisa terlihat sangat mirip. Tapi jika dilihat lebih baik, meltdown sangat berbeda dari tantrum lho. Dilansir dari berbagai sumber, berikut perbedaannya.
1. Apa itu tantrum?
Pada dasarnya, tantrum lebih ke emosi marah. Emosi ini keluarkan anak ketika mereka frustasi karena tidak mendapatkan hal yang dia inginkan. Anak usia balita ke bawah lebih sering tantrum. Hal itu karena anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan. Emosi tantrum ini pelan-pelan dapat berkurang ketika perbendaharaan kata anak sudah mulai banyak.
Contoh kasusnya, jika anak menginginkan ingin terus bermain dan menolak pulang dari mall. Hanya saja orangtua menolak dan terus mengajaknya pulang. Yang dilakukan anak tantrum, dia akan marah, berteriak, menangis, dan memukul-mukul sampai dia mendapatkan apa yang dimau. Bahkan mungkin sekali di tengah-tengah emosinya, anak berhenti dan memastikan orang sekitarnya memperhatikannya.
Pertanyaannya, mungkin tidak anak balita tidak mengalami tantrum? Mengingat perbendaharaan kata anak yang terbatas, sangat kecil kemungkinan anak balita tidak tantrum. Pasti ada masa-masa di mana anak frustasi karena tidak tahu apa yang harus dikatakan, dan pada akhirnya memilih mengandalkan emosinya.