Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tahanan anak (pexels.com/kindel media)

Dewasa ini banyak anak menjadi pelaku tindak kriminal, baik level kecil, sedang, hingga berat seperti pembunuhan. Bagaimana mungkin anak-anak sudah mempunyai niatan atau bahkan kesanggupan untuk menyakiti hingga menghilangkan nyawa orang lain? Psikolog dan parenting coach, Irma Gustiana dan psikolog, Rena Masri, S.Psi, M.Si memaparkan pendapatnya berikut ini.

1. Sistem sosial yang salah

ilustrasi toxic society (pexels/Rodnae)

Menilik dari segi kondisi sosial, psikologi anak-anak, terutama di fase remaja memiliki kecenderungan emosi yang kurang stabil. Mereka mudah galau, sedih, atau kecewa dengan kondisi yang dialaminya di lingkungan sosial. Anak-anak akan mencari jati diri dan menyerap hal-hal yang ada dalam lingkungannya, seperti nilai-nilai yang di terapkan di rumah.

"Secara sosial, hal itu bisa bertentangan sebenarnya. Di mana anak itu bergaul, dengan siapa anak bergaul, lingkungan kemasyarakatan, dan lingkungan di mana anak itu lebih banyak menghabiskan waktunya. Hal itu bisa mempengaruhi pembentukan kepribadian itu sendiri." Kata Irma Gustiana, dalam edukasi parenting Sabtu (04/12).

Pada beberapa contoh kasus kriminalitas yang melibatkan anak, diketahui bahwa anak mendapat tekanan dari orang dewasa yang ada di dalam sistem sosial yang salah. Anak cenderung tidak bisa menghindari bersinggungan langsung dengan sistem sosial yang ada. Sehingga bisa jadi di dalam benak internalnya ada semacam kontradiksi antara nilai yang baik dan buruk.

Ketika anak-anak yang dalam keadaan ini sedang berada dalam tekanan dalam lingkungan sosialnya, mereka cenderung mudah terpengaruh. Ditambah dengan fungsi berpikirnya yang masih terbatas dalam membedakan mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan, memungkinkan anak untuk mengikuti atau bahkan dipaksa untuk mengikuti situasi sosial yang ada.

Faktor lingkungan sosial ini kemudian membentuk pola berpikir anak dan perilakunya sehingga anak-anak yang berada dalam lingkungan sosial yang tidak tepat ini, sangat membutuhkan orang dewasa untuk memberikan informasi dan bimbingan yang benar.

2. Digitalisasi dan kecanduan game online

Editorial Team

Tonton lebih seru di