Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merawat ayah
ilustrasi merawat ayah (pexels.com/Kampus Production)

Intinya sih...

  • Menyiapkan kamar yang akan ditempati orangtua, termasuk sirkulasi udara dan tempat tidur yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

  • Persiapan kamar mandi yang aman dan nyaman bagi orangtua yang sakit, termasuk pemasangan pegangan pada dinding dan toilet duduk.

  • Membuat jalan yang mudah dilalui kursi roda di rumah, termasuk merenovasi teras dan bagian rumah lainnya agar dapat dilalui dengan aman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu sudah beberapa tahun tinggal terpisah dari orangtua. Dirimu hidup mandiri di tempat tinggal pribadi. Mungkin setelah atau bahkan sejak sebelum menikah. Hal itu dulu juga didukung oleh kedua orangtuamu.

Mereka gak mau tanpa sadar mencampuri rumah tanggamu apabila kalian terus tinggal bersama. Akan tetapi, cepat atau lambat akan datang masa ketika orangtuamu makin renta dan sakit-sakitan. Tidak mungkin mereka hanya berdua di rumah atau bahkan tinggal ayah atau ibumu.

Demikian pula membiarkan mereka cuma ditemani ART (asisten rumah tangga) malah bikin dirimu tambah ketar-ketir. Mau gak mau akhirnya kamu memboyong orangtua ke rumahmu. Hal yang sama juga dapat terjadi pada mertuamu. Sebelum harinya tiba, ketahui tips menyiapkan rumah buat merawat orangtua yang sakit berikut ini. Ingat, ini PR-mu bersama pasangan, ya!

1. Menyiapkan kamar yang akan ditempati orangtua

ilustrasi ayah sakit (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Ini bukan sekadar soal anak mesti mengistimewakan orangtua. Namun, orangtua yang sakit memang tidak bisa ditempatkan di sembarang kamar. Kamar buat mereka sebaiknya paling depan atau dekat dengan pintu utama.

Tujuannya, agar jika terjadi situasi darurat pada orangtua, evakuasi mudah dilakukan. Seperti kamu memanggil ambulans dan petugas mesti membawa orangtuamu dengan dipan khusus. Artinya bila rumahmu tingkat, kamar tamu di lantai bawah bisa dipilih.

Sirkulasi udaranya juga mesti baik sehingga wajib ada jendela. Orangtua mungkin tidak nyaman bila terus memakai AC. Untuk tempat tidurnya bisa ranjang dan kasur biasa atau seperti ranjang rumah sakit yang dapat disetel. Apabila orangtua setiap hari hanya bisa berbaring, ranjang yang dapat disetel lebih tepat.

2. Persiapan kamar mandinya

ilustrasi kamar mandi (pexels.com/Christa Grover)

Sangat tidak mudah untuk membawa orangtua yang sulit berjalan ke kamar mandi. Toilet yang tak dirancang dengan baik malah bisa menjadi penyebab kecelakaan fatal bagi lansia. Seperti yang sering terjadi, lansia terpeleset di kamar mandi.

Sementara orangtua juga belum tentu bisa atau mau menggunakan pispot dan popok dewasa. Untuk amannya, makin dekat jarak kamar mandi dengan tempat tidurnya makin baik. Bila memungkinkan, buatlah toilet di dalam kamar orangtua.

Lantainya harus khusus sehingga tidak licin saat basah. Pasang besi pegangan pada dinding. Gunakan toilet duduk sehingga orangtua tidak kesulitan mesti berjongkok. Kalau masih memakai bak, hindari membuatnya bersudut. Tujuannya untuk meminimalkan efek benturan seandainya orangtua tetap terpeleset.

3. Membuat jalan yang mudah dilalui kursi roda

ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)

Lihat kondisi orangtua. Keadaannya yang lemah, sulit berjalan, serta membutuhkan bantuan kursi roda perlu penanganan khusus ketika di rumah. Meski kamar orangtua sudah di lantai satu, mungkin dirimu perlu merenovasi bagian teras.

Seperti jika ada undak-undakan yang menghubungkan halaman dengan teras. Bongkar sebagian dan ubah menjadi jalan landai yang dapat dilalui kursi roda. Perhatikan permukaannya jangan terlalu licin maupun kasar.

Demikian pula di bagian rumah lainnya. Kalau ada turunan yang terlalu tinggi seperti makin ke belakang lantainya makin rendah, ubahlah menjadi rata. Ini membantu orangtua masih dapat bergerak dengan aman meski memakai kursi roda.

4. Menyiapkan anak tinggal bersama kakek nenek

ilustrasi nenek dan cucu (pexels.com/Janice Butler)

Untukmu dan pasangan barangkali gak terlalu sulit beradaptasi dengan keberadaan orangtua di rumah. Namun, anak-anak bisa gak tahu harus bersikap seperti apa. Terlebih kakek atau neneknya dalam keadaan sakit serta butuh perawatan.

Beri tahu anak sejak sebelum orangtua tiba. Bahwa sebentar lagi kakek dan nenek akan tinggal bersama kalian. Jelaskan keadaannya serta tugas kalian buat bersama-sama menjaga kakek serta nenek.

Tekankan bahwa mereka perlu lebih banyak istirahat. Minta anak-anak supaya tidak gaduh. Bermainlah dengan tenang. Apabila kakek atau nenek butuh bantuan, minta mereka segera mendekat. Jika mereka sulit menolong cepat beri tahu kamu dan pasangan, ART, atau orang dewasa lain seperti tetangga.

5. Mencari perawat khusus lansia

ilustrasi perawat lansia (pexels.com/Jsme MILA)

Andai dirimu atau pasangan bisa merawat sendiri orangtua yang sakit tentu baik sekali. Namun, jika kalian tidak dapat 24 jam di sisinya juga amat dimaklumi. Ini sama sekali bukan tanda kalian anak yang durhaka.

Kalian tentu harus bekerja dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Sementara anak-anak masih kecil serta mesti bersekolah. Solusi terbaik ialah kamu mencari perawat khusus lansia. Ini gak sama dengan ART.

Sedikit banyak ia mesti tahu tentang kesehatan. Dia kudu bisa memberikan pertolongan pertama jika terjadi sesuatu yang buruk pada orangtuamu. Ia pun paham kapan orangtuamu perlu segera dilarikan ke rumah sakit. Dia juga wajib sabar menghadapi lansia yang sering rewel bahkan suka emosi.

Tidak mudah merawat orangtua yang mulai sakit-sakitan. Tak sekadar harus mampu tinggal bersama orangtua yang makin lemah, kalian juga perlu menyiapkan rumah buat merawat orangtua yang sakit agar mereka nyaman. Kalau itu terjadi pada mertuamu, dirimu juga mesti kasih dukungan ke pasangan. Caranya dengan berusaha merawatnya seperti orangtua sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team