Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keluarga (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Ron Lach)

Terlahir dalam sebuah keluarga yang utuh tidak melulu menjamin kehangatan dan keakraban di dalamnya. Ada keluarga yang dipenuhi pertengkaran, ada yang harmonis dan dipenuhi cinta, namun ada pula keluarga yang kurang kehangatan dan cenderung kaku. 

Sama seperti keluarga yang toxic ataupun harmonis yang pasti ada sebabnya, keluargamu yang mungkin kurang kehangatan juga ada penyebabnya. Yang mana biasanya disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan intensitas quality time bersama. Tapi kalau mau tahu lebih lengkapnya bisa simak beberapa poin di bawah ini. Simak baik-baik ya! 

1. Masing-masing sibuk sendiri bahkan pada saat weekend

ilustrasi sibuk sendiri (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Penyebab pertama kurangnya kehangatan dalam keluarga ialah jika masing-masing orang selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Tak peduli apakah itu di hari kerja ataupun weekend yang harusnya menjadi waktu bebas untuk menghabiskan waktu bersama keluarga sekalipun. 

Bisa dibilang kalau hal ini pasti terjadi pada setiap keluarga, karena ada masanya ketika anak-anak beranjak dewasa maka masing-masing akan punya urusan sendiri. Tapi kalau dibiarkan terus, bisa jadi sampai dewasa malah terbiasa untuk sibuk sendiri dan tak peduli akan keluarga. Akibatnya hubungan dalam keluarga pun jadi kurang kehangatan. 

2. Tidak memiliki cara komunikasi yang tepat

ilustrasi bicara (pexels.com/Timur Weber)

Penyebabnya yang kedua kenapa keluargamu kurang kehangatan ialah mungkin dikarenakan cara komunikasi yang kurang tepat. Antara orangtua dan anak, pun antara dirimu dengan saudara, kalian tidak tahu bagaimana komunikasi yang tepat untuk bisa nyambung ketika mengobrol. 

Karena seperti yang kita tahu, kalau cara berkomunikasinya tidak tepat maka akibatnya jadi sering bertengkar. Ada saja yang buat satu sama lain tersinggung dan merasa tidak dipahami ketika mengobrol. 

3. Menerapkan otoriter parenting

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Cottonbro)

Otoriter parenting adalah pola asuh yang menerapkan aturan bahwa orangtua selalu benar, sehingga anak harus patuh dan menurut. Parenting jenis ini membuat hubungan antara orangtua dan anak menjadi berjarak dan kaku. 

Gak heran kalau kemudian hubungan dalam keluarga jadi kurang kehangatan. Karena tidak ada toleransi di dalam keluarga dan anak tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan ataupun didengarkan pendapatnya. Hubungan keluarga jadi begitu dingin dan renggang. 

4. Jarang ada quality time kegiatan bersama

ilustrasi berkumpul (pexels.com/Nicole Michalou)

Penyebab lainnya yang bisa membuat keluargamu kurang kehangatan ialah kalau jarang melakukan quality time bersama. Masing-masing sibuk dengan hidup dan urusannya sendiri dan hanya berkumpul di hari besar ataupun jika ada perayaan saja. 

Meskipun setiap tahun pasti ada waktu berkumpul bersama, tapi jika jarang dilakukan maka hal ini juga bisa membuat hubunganmu dalam keluarga jadi kurang hangat, lho. Jarang mengekspresikan rasa sayang, dan cenderung bertemu ketika ada ada perlunya saja. 

5. Tidak dibiasakan dari kecil untuk mengekspresikan rasa sayang pada satu sama lain

ilustrasi cuek (pexels.com/Cottonbro)

Meskipun kelihatannya sepele tapi menerapkan kebiasaan untuk saling peduli dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan saudara nyatanya sangat penting. Yang mana jika tidak dibiasakan hubungan dalam keluarga bisa jadi kurang hangat. 

Bukannya tidak harmonis, akan tetapi karena tidak terbiasa mengekspresikan rasa sayang antara satu sama lain jadinya terkesan cuek dan acuh hingga dewasa. Hubungan keluarga jadi kurang hangat dan sangat flat karena tidak ada ungkapan ataupun perlakuan sayang pada satu sama lain. 

Jika keluargamu terasa kurang hangat mungkin lima hal tadilah penyebabnya. Karena bagaimanapun juga kehangatan timbul dari komunikasi yang tepat serta keakraban antara satu sama lain, jadi coba perbaiki hal itu kalau mau hubungan dalam keluargamu menjadi lebih hangat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team