Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi anak yang bertengkar (unsplash.com/yang miao)

Biasanya, banyak orangtua yang langsung memarahi anaknya ketika mereka tengah bertengkar dengan temannya. Padahal, konflik antara anak dan teman sebaya gak selamanya bersifat negatif.

"Sangat umum bagi anak-anak untuk mengalami konflik dengan teman sebaya. Konflik mendukung anak-anak dalam mengatasi perbedaan dan mengelola emosi," tutur Honora Einhorn, seorang behavioral therapist, dikutip Very Well Family.

Saat anak mengalami konflik atau pertengkaran dengan teman sebayanya, jangan pernah langsung mengintervensi anak. Sebaliknya, coba lakukanlah beberapa hal di bawah ini.

1. Jangan ikut campur dalam pertengkaran tersebut

Ilustrasi anak yang sedang dimarahi (pexels.com/Kindel Media)

Banyak orangtua yang biasanya akan langsung turun tangan dengan memarahi anak atau bahkan temannya. Gak jarang, orangtua pun akan menghubungi orangtua lainnya untuk menyelesaikan pertengkaran tersebut. Namun ternyata, hal itu bukanlah solusi yang tepat.

"Jika ikut campur dalam pertengkaran anak-anak kita, maka secara gak sengaja kita menunjukkan bahwa kita gak percaya mereka mampu menyelesaikannya sendiri," jelas Joyce Marter, seorang psikoterapis, dikutip Psych Central.

Ia menambahkan, konflik atau pertengkaran tersebut akan mengajarkan anak tentang bagaimana berkomunikasi dan menyelesaikan sebuah konflik. Tentu saja, orangtua harus tetap mengawasi. Jika konflik sudah ke tingkatan yang lebih lanjut, seperti bermain fisik, baru coba untuk melerainya tanpa harus memarahi anak atau temannya.

2. Tunjukkan rasa empati dan berikan dukungan emosional

Editorial Team

Tonton lebih seru di