Setiap kali seorang anak melakukan sesuatu yang dianggap kurang pantas atau menyimpang dari norma, ada satu kalimat yang sering keluar dari mulut orang dewasa: "Namanya juga anak-anak."
Kalimat ini terdengar sederhana, seolah hanya ungkapan biasa, tapi kalau dipikir lebih dalam, ada dampak besar di baliknya. Secara gak sadar, kalimat ini justru bisa membuat anak-anak tumbuh dengan pola pikir bahwa kesalahan mereka gak masalah, selama masih di usia kecil. Padahal, kebiasaan yang dianggap sepele di masa kecil bisa jadi kebiasaan buruk yang terbawa hingga dewasa.
Masalahnya, menormalisasi perilaku tertentu dengan alasan usia bisa berujung pada pengabaian terhadap pendidikan karakter. Anak-anak memang masih belajar banyak hal, tapi bukan berarti semua tindakan mereka bisa dibiarkan tanpa batasan.
Jika terus dimaklumi, bukan gak mungkin mereka tumbuh dengan mindset bahwa setiap kesalahan bisa selalu dimaafkan tanpa konsekuensi. Inilah kenapa penting untuk berhenti menormalisasi kalimat ini.
Ada beberapa alasan yang bisa jadi pertimbangan supaya kita lebih bijak dalam membimbing anak-anak tanpa harus membiarkan mereka berkembang tanpa arah yang jelas.